Kemenhub Dorong Pengembangan Sekolah Pilot di Banyuwangi
Rabu, 17 April 2013 19:00 WIB
Banyuwangi (Antara Jatim) - Kementerian Perhubungan terus berupaya mendorong pengembangan sekolah pilot di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, untuk memenuhi tingginya kebutuhan pilot seiring meningkatnya industri penerbangan di Tanah Air.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kemenhub Santoso Eddy Wibowo di sela-sela penerbangan perdana sekolah pilot di Bandara Blimbingsari, Banyuwangi, Rabu, mengemukakan kebutuhan tenaga pilot di dalam negeri setiap tahun cukup tinggi, yakni mencapai 800 orang.
"Oleh karena itu, kita terus dorong keberadaan sekolah pilot di Banyuwangi. Ini merupakan sekolah pilot negeri kedua di Indonesia, selain sekolah serupa yang sudah ada di Curug, Tangerang, Banten," katanya kepada pers.
Sekolah Pilot Negeri di Banyuwangi juga merupakan salah satu jurusan yang ada di Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Surabaya. Sejak berdiri pada November 2012, sekolah ini memiliki 12 siswa pada angkatan pertama.
Penerbangan perdana dilakukan oleh taruna angkatan pertama yang merupakan putra daerah Banyuwangi, yakni Muhammad Ananditya Patria Pratama (19), dengan menggunakan pesawat Socata Tobago TB 10 Single Engine Land.
Menurut Santoso, untuk pengembangan sekolah pilot di Banyuwangi, tahun ini disiapkan dana sekitar Rp40 miliar, termasuk untuk pembelian tiga pesawat latih Cessna 1755.
Dengan penambahan itu, sekolah pilot Banyuwangi nantinya akan memiliki lima pesawat latih, dari sebelumnya hanya dua unit pesawat jenis Socata Tobago Tb 10.
Secara keseluruhan, Kemhub mengalokasikan dana Rp200 miliar untuk penyelesaian kampus dan berbagai fasilitas ideal penunjang lainnya yang akan tuntas pada tahun 2016.
"Kita sudah kerja sama dengan Boeing yang akan melakukan supervisi untuk meningkatkan kualitas SDM di industri penerbangan, termasuk para calon pilot di sekolah ini," tambahnya.
Ke depan, Santoso berharap sekolah pilot Banyuwangi mampu meluluskan sebanyak 60 orang pilot setiap tahun.
"Jumlah itu tentu tidak cukup dan akan terus ditingkatkan. Seiring penambahan jumlah siswa dan fasilitas, diharapkan lulusan bisa di atas 100 orang pilot per tahun," katanya.
Bahkan, sekolah pilot di Banyuwangi rencananya juga disiapkan sebagai "pilot project" untuk pengembangan sekolah pilot modern di Indonesia.
SDM Penerbangan
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang hadir pada kesempatan itu mengatakan pengembangan SDM penerbangan, termasuk pilot, harus terus dilakukan untuk mengantisipasi perkembangan industri penerbangan yang tumbuh sekitar 15-18 persen per tahun.
"Sebagai negara kepulauan dengan 17.000 pulau dan penduduk 240 juta jiwa, Indonesia adalah pasar besar bagi industri penerbangan. Ke depan, pasarnya terus menguat seiring stabilnya pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kelas menengah," katanya.
Menurut Anas, pengembangan SDM penerbangan melalui sekolah pilot di Banyuwangi ini akan sangat mendukung terciptanya industri penerbangan nasional yang kompetitif.
Ia menambahkan kebijakan ASEAN Open Sky 2015 hingga kebijakan pasar penerbangan tunggal ASEAN 2020, membutuhkan setidaknya tambahan 4.000 pilot, 1.000 pengatur lalu lintas, dan 4.500 teknisi.
"Banyuwangi ingin ikut berkontribusi dalam hal penciptaan pilot. Untuk pengembangan sekolah pilot ini, kami telah menyiapkan lahan seluas lima hektare," katanya.
Anas juga mengatakan bahwa kehadiran sekolah pilot modern ini merupakan terobosan penting untuk melengkapi infrastruktur pendidikan di Banyuwangi, setelah beberapa waktu sebelumnya diresmikan Politeknik Negeri Banyuwangi oleh Kemdikbud. (*)