Beijing, (Antara/Reuters) - Satu orang lainnya pada Jumat meninggal karena flu burung jenis baru di China, kata laporan media pemerintah, sehingga jumlah total kematian akibat virus H7N9 hingga kini telah mencapai 11 orang. Korban terbaru diketahui berada di kota pusat perdagangan, Shanghai, di mana dua kasus baru pada Jumpat telah dipastikan terjadi, demikian laporan kantor berita Xinhua. Laporan terpisah yang dikeluarkan Xinhua menyebutkan bahwa tiga kasus infeksi flu burung H7N9 pada Jumat telah ditemukan di provinsi Zhejiang. Dengan kasus tersebut, jumlah keseluruhan warga yang terkena virus berjumlah 43 orang --semuanya di wilayah timur China. Sumber infeksi masih belum diketahui, kendati sampel dari beberapa burung di pasar unggas sudah menunjukkan positif. Pasar unggas masih menjadi pusat penyelidikan yang dijalankan oleh China serta Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pangan dan Pertanian (FAO). Virus baru telah menyebabkan penyakit parah di sebagian besar orang yang terkena. Hal itu memunculkan kekhawatiran bahwa virus tersebut menjadi mudah berjangkit, bisa menyebabkan penyebaran flu yang mematikan, kendati belum ada indikasi bahwa hal itu terjadi. Dalam upaya untuk menenangkan masyarakat yang gelisah karena masalah virus itu, pihak berwenang China telah menahan satu lusin orang karena menyebarkan isu tentang menyebarnya flu burung. (*)
Berita Terkait

China minta kedaulatan teritorial Suriah dihormati
13 menit lalu

Filipina setujui fasilitas perawatan kapal militer AS di Laut China Selatan
16 Juli 2025 22:43

Beijing protes Filipina peringati putusan Arbitrase 2016 atas LCS
13 Juli 2025 08:07

Menlu China dan AS sepakat tingkatkan komunikasi
12 Juli 2025 11:37

Fadli Zon dukung usulan Megawati soal deklarasi tolak hegemoni
11 Juli 2025 17:13

Terminal Petikemas Surabaya buka rute baru North China Indonesia
11 Juli 2025 13:56

Menlu China dan Rusia diskusikan program nuklir Iran
11 Juli 2025 09:43

Mazuta luncurkan program beasiswa ABCDE bagi 1.000 anak muda Indonesia
9 Juli 2025 20:25