Nelayan Pacitan Keluhkan Kelangkaan Solar
Kamis, 11 April 2013 19:22 WIB
Pacitan (Antara Jatim) - Nelayan di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, mengeluhkan langkanya bahan bakar minyak jenis solar di daerah tersebut selama beberapa hari terakhir yang membuat aktivitas melaut mereka terganggu.
Agus Sulistiyono, salah seorang nelayan andon (pendatang) di Pelabuhan Perikanan Pantai Tamperan, Kamis mengatakan, mayoritas dari mereka saat ini memilih tidak melaut untuk sementara waktu karena alasan keterbatasan bahan bakar untuk kapal.
"Maunya berangkat, tapi kalau tidak ada bbm-nya mau bagaimana lagi," ujarnya.
Upaya mencari solar sebenarnya telah mereka lakukan dengan mengantri di sejumlah SPBU di Pacitan, Ponorogo, bahkan hingga Madiun.
Namun keterbatasan pasokan yang tidak diimbangi tingginya permintaan pasar, terutama dari masyarakat nelayan seiring datangnya musim ikan, sekitar April-Mei.
"Kalau solar sampai langka, kerugian nelayan luar biasa. Selama menganggur mereka butuh makan," kata Sobirin, nelayan andon lain.
Dikonfirmasi mengenai kelangkaan tersebut, pihak SPBN Tamperan membenarkan terjadinya krisis bbm solar sejak empat hari terakhir.
Mereka berdalih kelangkaan terjadi akibat keterlambatan pengiriman dari Depo Pertamina, Boyolali, Jateng.
Di sisi lain, kapasitas tangki SPBN hanya mampu menampung solar sebanyak delapan (8) ribu liter, sehingga tidak sepadan dengan kebutuhan bbm nelayan yang ditaksir mencapai puluhan ribu liter setiap harinya.
"Di sini ada 200-an kapal sekoci. Per kapal kebutuhan solarnya mencapai 500 liter. Padahal kapasitas disini (SPBN) hanya delapan (8) ribu," kata salah seorang karyawan SPBN Tamperan.
Demi pemerataan distribusi kepada nelayan, pihak SPBN memberlakukan kuota atau pembatasan pembelian.
Melubernya permintaan solar oleh masyarakat nelayan hingga ke sejumlah SPBU di eks-Karesidenan Madiun dan Kediri informasinya menyebabkan efek domino kelangkaan bbm sejenis untuk kendaraan umum. (*)