Produksi Padi Di Bojonegoro Turun
Rabu, 27 Maret 2013 11:40 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) - Produksi tanaman padi di Bojonegoro, Jatim, pada musim hujan ini menurun berkisar 20-30 persen, bahkan ada yang gagal panen yang disebabkan serangan hama wereng coklat dan potong leher.
"Penurunan produksi tanaman padi yang diserang hama wereng dan hama potong leher rata-rata berkisar 1-3 ton per hektare," kata Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Bojonegoro Sarif Usman, Rabu.
Mengenai tanaman padi yang gagal panen, lanjut dia, karena petani terlambat membasmi serangan hama wereng coklat, di antaranya di sejumlah desa di Kecamatan Balen.
"Baik serangan hama wereng coklat dan hama potong leher terjadi merata di semua tanaman padi," kata dia menjelaskan.
Mengenai penurunan produksi tanaman padi yang disebabkan serangan hama dibenarkan Ketua Kelompok Tani Desa Sumberharjo, Kecamatan Sumberrejo, Suyanto (40) dan Sekretaris Kelompok Tani Desa Ngrangon Anyar, Kecamatan Kepohbaru, Fajar (28).
"Luas tanaman padi di kelompok saya ada 10 hektare semuanya mengalami penurunan produksi," ujar Fajar.
"Kalau di tempat saya 7 hektare mengalmi penurunan produksi berkisar 20-30 persen," kata Suyanto menambahkan.
Suyanto mencontohkan, tanaman padinya seluas 0,5 hektare hanya memperoleh sekitar 2,5 ton gabah kering sawah (GKS) yang biasanya bisa memperoleh 3,5 ton GKS.
"Tanaman padi tetangga penurunan produksinya lebih parah lagi kalau dibandingkan dengan tanaman padi saya," tutur Suyanto.
Namun, menurut Fajar dan Suyanto, para petani masih bisa menikmati harga gabah yang memadai berkisar Rp2.800-Rp3.100/kilogram GKS dengan potongan kadar air 10 persen, sejak dua pekan terakhir.
"Stabilnya harga karena cuaca mendukung jarang hujan," kata Fajar.
Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro Subekti membenarkan bahwa serangan hama wereng coklat dan hama potong leher mengakibatkan terjadinya penurunan produksi.
Hanya saja, ia masih belum bisa menyebutkan besarnya penurunan produksi yang terjadi dari luas tanaman padi tertanam pada musim hujan ini.
"Tapi kami masih optimistis terjadinya penurunan produksi tidak menganggu target produksi yang tahun ini ditetapkan 850 ribu ton GKS," kata dia. (*)