UKWM Surabaya Cetak Doktor "Corporate Entrepreneurship"
Selasa, 26 Maret 2013 18:17 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Universitas Katolik Widya Mandala (UKWM) Surabaya mencetak doktor di bidang "corporate entrepreneurship" yang merupakan salah satu dari tiga doktor Ilmu Manajemen angkatan pertama yakni Dr Ir Denny Bernardus Kurnia Wahjudono MM.
"Saya bersyukur mendapat beasiswa Fullbright-Kemendikbud untuk menimba ilmu 'corporate entrepreneurship' langsung kepada pakarnya di Kellogg School of Management North Western University Chicago AS yakni Prof Robert Wolkot," katanya di Surabaya, Selasa.
Didampingi dua rekannya Dr Sandy Wahyudi ST MM MA dan Dr Candra Astra Terenggana SE MM setelah ujian terbuka di kampus setempat, Denny Bernardus yang juga dosen Universitas Ciputra (UC) Surabaya itu mengaku dirinya menimba ilmu itu di AS secara langsung selama 3,5 bulan.
"Temuan saya menunjukkan entrepreneurship itu sebaiknya bukan hanya milik industri, tapi juga karyawan, karena hal itu akan menghasilkan kinerja unggul akibat reputasi organisasi, budaya organisasi, dan kepemimpinan strategis sebagai sumber kekuatan organisasi," katanya.
Selain mendongkrak kinerja organisasi, peneliti yang melakukan penelitian pada Grup Ciputra selama setahun itu menegaskan bahwa "corporate entrepreneurship" pada akhirnya juga akan meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
"Buktinya, PDB 2010 meningkat 6, persen dibandingkan dengan PDB 2009, sehingga PDB Indonesia masuk '16 besar' dunia," katanya yang juga didampingi Ketua Sidang Ujian Terbuka Doktor Ilmu Manajemen, Prof Anita Lie PhD.
BPS mencatat PDB Indonesia 2009 mencapai 94 persen dari kontribusi sektor swasta dan hanya enam persen dari belanja pemerintah dengan skala kontribusi yakni 41 persen dari usaha besar, 31 persen dari usaha mikro, 12 persen dari usaha menengah, dan 9 persen dari usaha kecil.
Sementara itu, rekannya Dr Sandy Wahyudi ST MM MA meneliti UKM mebel di Pasuruan yang mengalami krisis akibat serbuan mebel dari China. Ia meneliti 184 responden dari 3.000-an UKM mebel yang ada di Pasuruan.
"Hasilnya, saya menemukan model untuk menyelamatkan UKM mebel di Pasuruan yakni mereka jangan bersaing dengan mebel China, namun mereka fokus pada mebel dengan sentuhan seni, lalu pemasaran dengan menggunakan internet. Akhirnya, mereka menerima pesanan dari Jepang dan sejumlah negara di Eropa," katanya.
Lain halnya dengan Dr Candra Astra Terenggana SE MM yang meneliti gaya hidup konsumtif masyarakat untuk memilih produk baru dan meninggalkan produk lama dalam tempo cepat.
"Itu ada unsur budaya, tapi semua pihak perlu memberi edukasi agar masyarakat lebih cerdas dalam mengonsumsi produk sehingga tidak mudah 'diserbu' produk baru tak berkualitas," kata peneliti asal Sumatera Selatan itu. (*)