Malang (Antara Jatim) - Sejumlah mal di Kota Malang diwajibkan mematikan listrik selama satu jam, mulai pukul 20.30 hingga 21.30 WIB ketika peringatan "Earth Hour", Sabtu (23/3). Koordinator Earth Hour Malang Alfian Eka, Jumat, mengatakan, selain mal-mal besar, seperti Malang Town Square (Matos) dan Malang Olympic Garden (MOG), sejumlah kawasan perguruan tinggi, jalan-jalan protokol dan Bali Kota Malang juga harus mematikan listrik. "Peringatan Earth Hour ini bertujuan untuk membangun kesadaran masyarakat agar lebih peduli pada lingkungan dan hemat energi," kata Alfian. Ia mengemukakan, jika pada tahun lalu balai kota menjadi ikon pemadaman lampu di Kota Malang, tahun ini pemadaman dipusatkan di mal karena konsumsi listrik di pusat perbelanjaan tersebut sangat tinggi. Lebih lanjut Alfian berharap program penghematan dan penyelamatan bumi ini bukan hanya sekedar acara seremonial saja, namun bisa menjadi gaya hidup dengan langkah kecil berupa penghematan listrik dan energi secara umum yang berkelanjutan. Oleh karena itu, katanya, gerakan penyelamatan bumi dan hemat energi tersebut memakai simbol 60 yang berarti 60 menit mematikan listrik dan tanda plus sebagai simbol supaya kebiasaan hemat energi terus dilakukan menjadi sebuah gaya hidup bagi masyarakat. Menyinggung penghematan energi pada peringatan Earth Hour tahun lalu, Alfian mengatakan, jika di rupiahkan bisa mencapai Rp135 juta atau setara 90 desa yang bisa memperoleh penerangan listrik selama satu jam tersebut. "Kita berharap tahun ini energi yang bisa kita hemat lebih besar lagi," ujarnya. Sementara Duta Earth Hour Malang Dwi Cahyono mengaku, program sebagai langkah awal, sebab esensi dari program tersebut adalah untuk mengubah kebiasaan agar lebih hemat listrik, air, tidak menggunakan stereofoam serta kebiasaan-kebiasaan lain demi menyelamatkan bumi. Dwi Cahyono yang juga maju dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kota Malang dari jalur perseorangan itu mengakui jika mengubah kebiasaan memang agak berat, tetapi jika semua pihak mau berkomitmen, maka langkah penyelamatan bumi bisa dijalankan dengan baik. "Menyelamatkan bumi kita memang tidak semudah membalik telapak tangan, tapi kalau bisa kita mulai dari hal-hal yang kecil, pasti ke depan akan lebih mudah dan bumi serta energi yang ada didalamnya bisa kita selamatkan," ujarnya. Tahun lalu, duta Earth Hour Malang hanya Dwi Cahoyo dan Wali Kota Malang Peni Suparto, namun tahun ini bertambah dari kalangan anak muda yakni Unda Undi Band. Program Earth Hour pada tahun 2012 diadakan di tujuh kota di Indonesia termasuk Malang. Dan, tahun ini bertambah menjadi 31 kota. Earth Hour pertama kali digagas pada tahun 2007 di Australia, tahun 2008 berkembang menjadi 35 negara, 2009 menjadi 88 negara, tahun 2010 bertambah menjadi 128 negara, dan tahun 2011 serta 2012 menjadi 135 negara.(*)
Berita Terkait

Jatim raih juara umum LKS Tingkat Nasional Jenjang Dikmen 2025
1 Agustus 2025 17:32

Pemkot Malang pastikan tak ada guru Sekolah Rakyat mengundurkan diri
1 Agustus 2025 17:31

Mensos sebut Sekolah Rakyat prioritas Presiden cetak generasi emas
1 Agustus 2025 13:20