Advokat Bojonegoro, Jatim, Ernia Miefta Wulandari berpendapat seseorang yang mencalonkan diri sebagai anggota DPR harus sudah memiliki kehidupan ekonomi yang mapan agar bisa menjalankan tugasnya secara benar. "Kalau belum mapan sudah menjadi anggota DPR terus apa yang dicari?," kata Ernia yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Advokasi DPD Partai Golkar Bojonegoro, Kamis (14/3). Menurut dia, tugas seorang anggota DPR bukanlah untuk mencari uang, sebab sesuai pekerjaannya seharusnya yang bersangkutan bekerja untuk kepentingan masyarakat. "Menjadi anggota DPR itu untuk rakyat bukan mencari uang, termasuk yang anda bilang tadi menjadi DPR itu bukan mencari yang empuk-empuk," tandas Ernie yang sudah bergabung dengan Partai Golkar selama 10 tahun lebih. Oleh karena itu, ia mengaku, masih belum tertarik maju sebagai calon anggota DPR, sebab merasa belum memiliki sumber ekonomi yang menunjang keluarga, meskipun dirinya sudah mengabdi cukup lama di partai berlambang pohon beringin. Termasuk, di partainya yang saat ini lagi mempersiapkan nama-nama calon anggota legislatif yang akan maju pada pemilu 2014, nama Ernie Miefta Wulandari tidak masuk dalam daftar caleg, baik daerah, provinsi, apalagi pusat. Ketika ditanya kapan berani mencalonkan diri sebagai anggota DPRD, Erniea mengelak memberikan jawaban dengan alasan di dalam hidupnya tidak ada target menjadi anggota DPR, apalagi kondisi kehidupan keluarganya masih belum mapan. Hanya saja, ia memberikan gambaran pengertian mapan tersebut menyangkut kelancaran ekonomi yang menunjang keluarga, misalnya ada usaha tertentu yang bisa menghasilkan uang tanpa harus dikerjakan secara langsung. "Sepanjang saya belum mapan saya tidak tertarik maju sebagai anggota DPR," jelas alumnus Advokat dari Universitas Airlangga itu. Meski demikian, ia tetap memandang politik bukanlah sesuatu yang kotor, sepanjang sudut pandang yang dimanfaatkan pada jalur yang tepat. Politik, lanjutnya, menjadi hitam kalau politik dimanfaatkan sebagai ajang mencari uang, begitu pula sebaliknya warna politik menjadi indah kalau dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat. "Ya kurang lebih saya melihat politik itu seperti pelanggi yang penuh warna," ucapnya, mengibaratkan. Disinggung tarifnya sebagai pengacara, ia tidak bersedia memberikan penjelasan secara rinci."Semua bergantung kesepakatan saya dengan klien," ucapnya. (*)
Wulandari: Anggora DPR Seharusnya Miliki Kehidupan Mapan
Jumat, 22 Maret 2013 9:15 WIB