Surabaya - Saat mendengar kata wisata, dalam benak masyarakat umum di Indonesia sering identik dengan menikmati keindahan beragam objek wisata, baik berupa panorama alam nan-alami maupun yang didesain oleh manusia. Namun, kini berwisata tidak hanya bisa dilakukan bersama keluarga tercinta, teman dekat, atau rekan se-kantor dengan mengunjungi sejumlah tempat unik dan menarik. Tapi, dapat diwujudkan dengan berburu aneka kuliner khas Nusantara melalui perhelatan Festival Jajanan Bango (FJB) yang diadakan oleh produsen kecap Bango di Grand City Surabaya (24/2). Festival Jajanan Bango adalah agenda kuliner kebanggaan Bango yang diadakan setiap tahun sejak 2005 sebagai wujud konsistensi misi sosial Bango untuk melestarikan berbagai jenis makanan tradisional dan warisan Nusantara yang harus dijaga keberadaannya. Tahun ini, bertepatan perayaan ulang tahun ke-85 Bango memberikan kejutan istimewa bagi para penggemar kuliner dengan mengunjungi lima kota besar. Pilihannya yakni Bandung, Surabaya, Malang, Semarang, dan Jakarta. ''Jumlah pengunjung FJB setiap tahun kian meningkat. Hal itu sesuai tujuan awal kami agar lebih dekat dengan banyak penggemar kuliner di Tanah Air," kata "Senior Brand Manager" Bango, Marieska Widhiana, dalam pembukaan Festival Jajanan Bango (FJB) di Surabaya. Pada 2012, total jumlah pengunjung mencapai 300 ribu hingga 400 ribu orang karena perhelatan itu diadakan di beberapa kota kecil contohnya di Bekasi. Kalau pada tahun ini, pihaknya optimistis jumlah pengunjung bisa lebih dari 400 ribu pengunjung mengingat FJB dilaksanakan di beberapa kota besar. Sebelum menggelar agenda FJB di Surabaya, acara serupa dilaksanakan di Kota Bandung (9/2) dan animo masyarakat di sana terlihat sangat besar. Oleh karena itu, pihaknya merasa bahagia dapat kembali hadir di Ibu Kota Jawa Timur untuk berbagi keceriaan dan kelezatan beragam warisan kuliner Nusantara. Masih dikatakan Marieska, alasan memilih Surabaya sebagai lokasi FJB karena umumnya kota tersebut dikenal sebagai surga beberapa jenis hidangan khas yang menggugah selera, seperti Rawon, Lontong Balap, dan Rujak Cingur. Kekayaan kulinernya yang sudah melegenda juga menjadi penyebab kuat kembali terpilihnya Surabaya. Pada agenda tahunan itu para pecinta kuliner bisa menikmati makanan yang diminati melalui kupon yang dapat dibeli di loket khusus. Seorang pengunjung asal Malang, Dewi Wijayanti mengaku, senang bisa datang di FJB 2013 yang dilaksanakan di Surabaya. Apalagi, banyak kuliner legendaris termasuk jajanan khas lokal yang disiapkan oleh Bango. "Kami sengaja ke sini bersama keluarga untuk wisata kuliner seperti mencicipi Lontong Balap dan Tahu Tek Telur yang benar-benar khas Surabaya. Apalagi, kini banyak kuliner serupa yang dijual di luar kota Surabaya tapi kami ragu apa ramuan bumbunya asli daerah ini atau bukan," tuturnya. Kuliner Legendaris Secara keseluruhan, pada tahun 2013 FJB mengusung tema "Legenda Kuliner Nusantara" sebagai bentuk penghargaan kepada sejumlah sosok legenda. Mereka telah sepenuh hati melestarikan kuliner khas Nusantara melalui hidangan legendaris. Di samping itu, sejumlah sosok tersebut mempunyai komitmen dan kecintaan yang tinggi terhadap kuliner lokal sehingga telah menjadi mitra setia sekaligus sumber inspirasi bagi Bango untuk terus mempertahankan misi sosialnya. Pemilihan sosok legenda kuliner yang hadir di FJB tahun ini dilakukan melalui proses pencarian dan pertimbangan termasuk mereka yang mempertahankan warisan kuliner khas Surabaya. Kelezatan makanan dan ketenaran sosok mereka sekaligus daya tarik utama pada FJB di Surabaya. Dalam FJB 2013 ditampilkan 10 legenda kuliner nusantara yang sudah memiliki kegiatan usaha selama 10 tahun dan penggemar tersendiri. Dari Surabaya diwakili Lontong Balap Pak Gendut dan Tahu Tek Telor Cak Kahar. Ada pula Tengkleng Klewer Ibu Edi (Solo), Mie Kocok Mas Edy (Cirebon), Sate Jamur Cak Oney (Yogyakarta). Tak ketinggalan, ada kuliner khas Sabang Aceh yakni Mis Aceh Sabang, Nasi Pindang Pak Ndut asal Semarang, Osen-Osen Mercon Bu Narti (Yogyakarta), Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih (Jakarta), dan Sate Klatak Mak Adi (Yogyakarta). ''Pelaksanaan FJB 2013 di Surabaya terdiri dari 50 stan dengan 10 stan di antaranya merupakan stan legenda kuliner. Sementara, 40 stan lain adalah legenda kuliner lokal Jawa Timur," papar Marieska. Seorang legenda kuliner asal Surabaya yang memeriahkan acara ini adalah Lontong Balap Pak Gendut. Kunci utama kelezatan hidangannya yang melegenda sejak tahun 1956 dan selalu banyak peminat di FJB yaitu penggunaan kecap yang berkualitas. Kemudian, kecap dari bahan kedelai hitam pilihan itu dipadukan dengan tiga kelezatan unggulan di Lontong Balapnya. "Daya tarik kuliner ini kuah bening dengan rasa yang khas, irisan lontong yang nikmat, sambal, dan 'lentho' yang mantap. Apalagi, sejak dulu sampai sekarang sentuhan Kecap Bango yang manis nanlegit selalu menyempurnakan kekayaan rasa hidangan kami," ungkap Aries, generasi ketiga Lontong Balap Pak Gendut yang hampir tak pernah absen dari perhelatan FJB. Begitu pula dengan salah satu legenda kuliner asal Solo yang juga mengikuti FJB 2013 di Surabaya, Warung Tengkleng Bu Edi. Usahanya sudah diwariskan turun-temurun dari mendiang nenek Bu Edi sejak tahun 1971. Selain itu, memiliki ribuan penggemar setia dari dalam maupun luar kota Solo. "Untuk menjaga keotentikan cita rasa tengkleng, kami memasak dengan menggunakan kuali (terbuat dari tanah liat) dan memperhatikan ketepatan bumbu dan kualitas bahan. Hal itu agar pelanggan tidak kecewa termasuk menyediakan kecap Bango khususnya mereka yang ingin rasa manis alami sebagai perpaduan gurihnya kuah tengkleng," ulasnya. Kampung Bango Tak hanya menghadirkan 10 Legenda Kuliner Nusantara dan 40 legenda kuliner lokal Surabaya, pada FJB di Surabaya pengunjung dimanjakan dengan demo resep masakan tradisional terpilih di Dapur Bango dan menambah wawasan di Kampung Bango. Marieska menambahkan, keberadaan Kampung Bango dihadirkan dengan sangat interaktif sehingga para pecinta kuliner bisa mendapatkan informasi mengenai berbagai keunggulan kecap Bango. Masyarakat di Surabaya juga bisa memperoleh tambahan pengetahuan baik dari segi penggunaan bahan-bahan alami berkualitas maupun dari segi proses pembuatan yang berstandar ketat. "Kami persembahkan Kampung Bango kepada para pecinta kuliner dan selalu berusaha menyuguhkan kecap berkualitas terbaik. Dengan demikian, mereka makin setia terhadap produk yang sudah sangat dekat dalam kesehariannya," yakinnya. Untuk menambah keceriaan pengunjung, pada agenda itu tersedia berbagai fasilitas seperti Area Permainan Anak karena mayoritas pengunjung adalah keluarga yang mengajak anak kecil mereka. Mereka dapat bersantai mencoba aneka permainan sembari serunya berburu jajanan lokal. Pada kesempatan tersebut juga disuguhkan sederetan hiburan misalnya pagelaran musik, tari tradisional, dan permainan interaktif yang siap menemani pengunjung sepanjang hari. Salah satu atraksi menarik di atas panggung adalah suguhan tari dan musik tradisional dari grup Sido Mekar. Mereka adalah koperasi binaan Unilever Indonesia asal Pacitan, Jawa Timur. "Dengan menggunakan gabungan alat musik gendang, gambang berpadu dengan peralatan dapur seperti gentong, mangkok, sendok dan panci, mereka membawakan lagu-lagu khas Jawa Timur seperti Perahu Layar dan Tanjung Perak," ujarnya. Ia optimistis, serangkaian legenda kuliner dan aktivitas yang disediakan dalam FJB tahun ini mendapat tempat tersendiri di hati warga Surabaya. Selain itu mampu menginspirasi mereka untuk ikut melestarikan warisan kuliner Nusantara. Setelah di Surabaya, Malang adalah lokasi berikutnya untuk pelaksanaan FJB. Pada momentum tersebut, Asisten Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Kota Surabaya, Eko Haryanto, membenarkan, Surabaya memiliki pamor sebagai salah satu destinasi wisata kuliner yang memiliki ciri khas dan cita rasa nankental. Potensi kulinernya menjadi satu sektor pariwisata yang paling menarik minat para wisatawan domestik maupun internasional untuk berkunjung. Melalui agenda kuliner yang sarat makna seperti FJB, lanjut Eko, kegiatan itu mampu memberikan kontribusi terhadap upaya mendatangkan wisatawan baik dari dalam maupun mancanegara. "Oleh sebab itu, kami bangga Surabaya kembali terpilih menjadi salah satu kota pelaksanaan FJB dan membantu perkembangan wisata kuliner di kota ini agar semakin pesat sehingga bisa berkontribusi terhadap perekonomian nasional," ucapnya.(*).
Berburu Legenda Nusantara di Festival Jajanan Bango
Jumat, 1 Maret 2013 11:29 WIB