Dinkes Pamekasan Tetapkan Status KLB Kasus DBD
Selasa, 12 Februari 2013 5:55 WIB
Pamekasan - Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan, Madura, menetapkan status kejadian luar biara (KLB) kasus demam berdarah dengue (DBD) menyusul banyaknya warga yang terserang jenis penyakit itu dan seorang diantanya meninggal dunia.
"Kasus demam berdarah di Pamekasan sudah masuk kategori KLB, karena sudah ada warga yang menjadi korban DBD hingga meninggal meninggal dunia," kata Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkngan Dinkes Pamekasan Ali Maksum, kepada ANTARA, Senin malam.
Oleh karenanya, sambung dia, Dinkes menetapkan status KLB dalam kasus demam berdarah yang melanda Pamekasan tersebut.
Hingga saat ini Dinkes Pamekasan mencatat sebanyak 62 warga Pamekasan terserang penyakit demam berdarah dan seorang diantaranya meninggal dunia akibat penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya aedes aegypti atau aedes albopictus tersebut.
Menurut Ali Maksum, warga Pamekasan yang meninggal dunia akibat penyakit demam berdarah itu dari Desa Konang, Kecamatan Galis.
"Korban juga masih balita dan secara umum penderita DBD kebanyakan balita," terang Ali Maksum.
Ia juga menjelaskan, saat ini pihaknya terus berupaya melakukan pemberantasan wabah penyakit yang mematikan tersebut dengan cara melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan melakukan pengasapan ke berbagai lokasi yang banyak warga terserang DBD.
"DBD di Pamekasan ini mewabah di semua kecamatan di Kabupaten Pamekasan. Berdasarkan pengamatan kami, semua semua kecamatan sudah terserang DBD," katanya.
Kabupaten Pamekasan merupakan satu dari tujuh kabupaten/kota di Jawa Timur yang selama ini terdata rawan terjadi KLB dalam kasus demam berdarah.
Enam Kabupaten/kota lainnya yang terdata rawan KLB demam berdaran antara lain Kabupaten Kediri, Kabupaten Sumenep, Jember, Lamongan, Mojokerto, Kota Madiun dan Kabupaten Bangkalan.
Bahkan khusus Kabupaten Bangkalan, Dinkes setempat telah menetapkan KLB dalam kasus DBD itu sejak akhir 2012, karena ketika itu jumlah penderita DBD yang dirawat di RSD setempat membludak. (*)