Satpol PP Bojonegoro Amankan Pelajar Bolos Sekolah
Kamis, 31 Januari 2013 16:51 WIB
Bojonegoro - Petugas Satpol PP Pemkab Bojonegoro, Jatim, Kamis, dalam operasi penertban pelajar mengamankan tujuh pelajar yang membolos sekolah dan sedang bermain "play station" di dua lokasi permainan anak-anak.
"Mereka tertangkap di dua lokasi permainan anak-anak sedang bermain "play station" pada jam pelajaran sekolah, dengan masih berseragam," kata Kepala Kantor Satpol PP Pemkab Bojonegoro, Kamidin, Kamis.
Ia menjelaskan, tujuh pelajar yang diamankan dalam operasi tersebut tiga di antaranya pelajar SMP PGRI dan empat pelajar SMKN 2.
"Ketujuh pelajar yang tertangkap itu kami bawa ke kantor untuk mendapatkan pengarahan, selanjutnya diserahkan ke gurunya langsung ke sekolahannya masing-masing," katanya menjelaskan.
Namun demikian, tujuh pelajar itu sebelumnya diminta membuat surat pernyataan agar tidak mengulangi perbuatannya membolos sekolah.
Selain itu, tujuh pelajar yang dibawa ke kantor Satpol PP itu, setelah mendapatkan pengarahan, kemudian diminta menyanyi lagu Indonesia Raya dan membaca Pancasila, tanpa teks.
"Mereka cukup hafal menyanyi Indonesia Raya, termasuk tidak ada yang salah dalam membaca Pancasila tanpa teks. Yang jelas, kalau mereka masih mengulangi lagi perbuatannya akan ada sanksi yang lebih tegas lagi," paparnya.
Ia mengemukakan, pihaknya tetap akan terus melakukan penertiban para pelajar yang membolos tidak masuk sekolah, yang diperkirakan masih terjadi di wilayah setempat, baik yang bermain "play station" atau hanya sekedar menongkrong di warung kopi.
Penertiban, kata dia, bisa dilakukan langsung petugas Satpol PP atau melibatkan jajaran dinas pendidikan (disdik) dan juga pihak lainnya.
"Kita akan rutin melakukan penertiban pelajar yang berada di luar sekolah pada jam pelajaran, baik yang ada di tempat tertentu atau tempat umum," ujarnya.
Ia menyebutkan, di sejumlah lokasi di wilayahnya, seperti di sejumlah warung di Kelurahan Sumbang, Kecamatan Kota, juga tempat lainnya, sering menjadi lokasi strategis tempat bersembunyi para pelajar yang membolos sekolah.
"Kita tidak ingin kenakalan pelajar yang membolos itu berkembang ke arah yang semakin buruk, seperti terlibat narkoba," ucapnya. (*)