BPBD Bojonegoro Minta Masyarakat Waspadai Angin Kencang
Selasa, 29 Januari 2013 8:57 WIB
Bojonegoro - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jatim, meminta masyarakat mewaspadai angin kencang, juga kemungkinan curah hujan tinggi, yang berpeluang terjadi hingga akhir Maret.
"Masyarakat kami minta tetap waspada, sebab angin kencang juga curah hujan tinggi berpeluang terjadi hingga akhir Maret," kata Sekretaris BPBD Bojonegoro, MZ. Budi Mulyono, Selasa.
Ia menyatakan hal itu menanggapi terjadinya angin kencang yang melanda sejumlah desa di Kecamatan Kota, yang mengakibatkan sejumlah pohon di tepi jalan protokol tumbang, Senin (28/1) sekitar pukul 18.30 WIB.
"Tidak ada korban jiwa dan rumah roboh, tapi tumbangnya pohon di empat lokasi itu menimpa listrik PLN hingga putus dan listrik padam beberapa jam," jelasnya.
Namun, lanjut dia, petugas langsung memperbaiki kerusakan jaringan listrik PLN itu, termasuk menyingkirkan pohon yang tumbang.
BPBD, lanjutnya, secara rutin melakukan monitoring kecepatan angin dan curah hujan yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, Surabaya.
Sesuai data, jelasnya, kecepatan angin yang melanda sejumlah desa di Kecamatan Kota sehari yang lalu itu, cukup kencang sekitar 30 kilometer per jam, sehingga berpotensi mengakibatkan pohon tumbang. Masih sesuai data BMKG, hujan yang terjadi bersamaan dengan angin kencang tersebut, curah hujannya ringan.
"Kita rutin melakukan pemantauan curah hujan dan kecepatan angin dari laporan BMKG Juanda Surabaya,"ucapnya.
Menghadapi ancaman bencana angin kencang dan banjir, menurut dia, pihaknya masih tetap membuka posko bersama yang bersiaga secara penuh dengan melibatkan berbagai instansi terkait.
"Posko bersama tetap bersiaga selama 24 jam penuh hingga akhir Maret," katanya, menegaskan.
Sementara itu, Kepala BPBD Bojonegoro Kasiyanto, menambahkan, posisi ketinggian air Bengawan Solo pada papan duga di Bojonegoro, sehari lalu sempat masuk siaga I dengan ketinggian sekitar 13,00 meter, namun kemudian berangsur-angsur surut, dibawah siaga banjir.
"Naiknya air Bengawan Solo, akibat pengaruh hujan lokal, bukan air banjir kiriman dari daerah hulu, Jawa Tengah," katanya. (*)