1.000 Gerai Ritel Modern Siap Bidik Jatim
Selasa, 25 Desember 2012 19:12 WIB
Surabaya - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jawa Timur optimistis 1.000 gerai ritel siap membidik pasar ritel Jatim karena besarnya permintaan masyarakat pada tahun 2013.
"Oleh karena itu, tahun depan ekspansi pengusaha ritel tetap berlanjut," kata Ketua Aprindo Jatim, Abraham Ibnu, di Surabaya, Selasa.
Ia menyatakan, sejumlah daerah yang potensial untuk pengembangan gerai ritel di Jatim, di antaranya Gresik, Tuban, Bojonegoro, dan Situbondo.
"Contoh, tahun ini Matahari Department Store membuka gerai barunya di Gresik," ujarnya.
Bahkan, jelas dia, provinsi ini akan menjadi sasaran pengembangan pasar pemain ritel baru seperti kalangan Badan Usaha Milik Negara, misalnya Rajawali Mart oleh RNI dan Bulog Mart oleh Bulog.
"Ada pula peritel asal Jepang yakni Lawson dan Family Mart. Mereka siap masuk ke pasar Jatim," katanya.
Keberadaan pemain ritel modern yang baru, tambah dia, kian mendukung realisasi omzet ritel Jatim pada tahun 2013 sebesar Rp17,817 triliun atau meningkat 10,4 persen dibandingkan dengan estimasi omzet tahun 2012 senilai Rp17,687 triliun.
"Sementara, pencapaian omzet ritel modern tahun 2011 sebesar Rp15,625 triliun dan tahun 2010 terealisasi Rp13,5 triliun," katanya.
Terkait komposisi omzet tahun 2012 senilai Rp17,687 triliun, ia menjelaskan dominasi penjualan akan disumbang oleh hypermarket yang mencapai Rp 6,776 triliun. Posisi berikutnya dikontribusi omzet supermarket Rp2,834 triliun.
"Lalu, omzet minimarket Rp2,472 triliun dan department store Rp1,650 triliun. Sisanya, disumbang oleh peritel lain Rp1,287 triliun, 'bookstore' Rp431 miliar, dan 'factory outlet' Rp175 miliar," katanya.
Sementara itu, lanjut dia, ada sejumlah hambatan yang menghalangi perkembangan bisnis ritel modern tahun 2013 seperti tidak adanya penambahan jumlah pusat perbelanjaan (mal), padahal mayoritas ritel modern selama ini mengandalkan keberadaan mal.
"Misalnya Ciputra World Surabaya yang buka tahun lalu sehingga anggota kami banyak membuka gerainya di sana. Solusi permasalahan itu dengan mendirikan gerai yang berdiri sendiri 'independent store' meskipun sewa lokasi menjadi kendala tersendiri," katanya. (*)