Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menyerukan semangat ajakan kepada warga sekolah untuk melanjutkan kehidupan dan bangkit guna memulihkan ekosistem pendidikan khususnya di Provinsi Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat.
Ia menyampaikan ajakan tersebut saat melihat secara langsung dampak bencana banjir yang menerjang salah satu sekolah yakni SMP Negeri 1 Tanjung Raya pada Jumat (5/12).
“Kami menyampaikan duka cita sedalam dalamnya kepada keluarga yang mengalami musibah. Semoga para korban yang wafat mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT, dan keluarga diberikan kesabaran serta ketabahan,” kata Mendikdasmen Mu'ti dalam pernyataan tertulis di Jakarta pada Sabtu.
Ia juga menyerahkan bantuan guna mendukung pemulihan sistem pendidikan di wilayah tersebut yang secara simbolis diserahkan kepada 22 perwakilan sekolah dari berbagai jenjang yang hadir di SMPN 1 Tanjung Raya.
Nilai bantuan operasional mencakup Rp10 juta untuk PAUD, Rp15 juta untuk SD, Rp20 juta untuk SMP, serta Rp25 juta untuk SMA dan SMK.
Untuk memastikan ketepatan penyaluran, Kemendikdasmen bersama pemerintah daerah juga akan melakukan verifikasi faktual ke seluruh sekolah terdampak.
“Kita harus bangkit dan tetap semangat. Ini adalah bencana yang tentu tidak kita kehendaki, tetapi sebagai orang beriman kita harus tabah menjalani sambil terus berupaya berbuat yang terbaik ke depan,” lanjut Mu’ti.
Bantuan tahap awal yang diberikan di Sumbar terdiri atas 1.500 paket school kit untuk jenjang PAUD hingga SMA/SMK, 100 paket family kit, untuk guru, paket sembako, serta 25 tenda sekolah darurat.
Ia mengatakan, dua tenda telah berdiri dan digunakan sebagai ruang belajar darurat, sementara tenda lainnya akan didirikan sesuai kondisi lokasi.
Kehadiran tenda darurat diharapkan dapat mempercepat kembalinya pembelajaran tatap muka di daerah terdampak.
Mu'ti menyebutkan Kemendikdasmen telah mengalokasikan dana lebih dari Rp5,7 miliar untuk bantuan operasional pendidikan untuk satuan pendidikan yang terdampak di Provinsi Sumbar.
Selain bantuan sarana pendidikan, Kemendikdasmen juga menyalurkan santunan bagi guru dan murid yang meninggal dunia maupun dirawat di rumah sakit.
Enam guru yang meninggal menerima santunan sebesar Rp10 juta per orang, sementara empat guru yang dirawat menerima bantuan Rp5 juta.
Untuk peserta didik, santunan sebesar Rp5 juta diberikan kepada 20 murid yang meninggal dunia dan Rp2 juta kepada murid yang sedang menjalani perawatan.
Total anggaran santunan dan bantuan pengobatan ialah Rp293 juta.
Selain itu, Kemendikdasmen juga menyediakan pinjaman 1 perangkat Starlink untuk mendukung pembelajaran daring, serta lebih dari seribu paket sembako dan 500 paket makanan ringan.
“Pemberian bantuan ini adalah bagian dari upaya kami untuk mempercepat pemulihan pendidikan di Sumatra Barat. Harapan kami, para murid dapat segera kembali belajar secara tatap muka meskipun dalam kondisi darurat,” ujar Mu’ti.
