Semarang (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat mengimbau masyarakat, khususnya lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) untuk mewaspadai tawaran-tawaran kerja fiktif yang berujung penipuan.
"Yang penting hati-hati. Jangan tergiur kayak gini, 'Waduh gajinya tinggi sekali ya', 'Wah minggu depan langsung berangkat gitu'," kata Deputi bidang Koordinasi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Pelindungan Pekerja Migran Kemenko PM Leontinus Alpha Edison, di Semarang, Kamis.
Hal tersebut disampaikannya mewakili Menko PM Muhaimin Iskandar, saat membuka "Roadshow Workshop Kepala Sekolah SMK Go Global" di Semarang.
Menurut dia, Kemenko PM terus berupaya agar para lulusan SMK bisa produktif dan mendapatkan kesempatan bekerja, baik di dalam maupun luar negeri.
Diakuinya, zaman digital seperti sekarang ini tidak bisa meniscayakan hoaks-hoaks yang berseliweran sehingga butuh kemampuan untuk memfilter, tetapi pemerintah juga mesti bersikap.
Ia mengatakan pemerintah memang perlu menyebarkan sebanyak mungkin informasi-informasi yang valid untuk melawan informasi yang tidak valid, termasuk melalui workshop tersebut.
Melalui workshop tersebut, ia ingin menyampaikan kepada jajaran pimpinan SMK untuk membekali lulusannya agar tidak mudah tertipu dengan tawaran-tawaran kerja yang seolah menggiurkan.
"Bagaimana hati-hati, mencegah jangan sampai kita hanya mengejar peluang, tapi akhirnya malah, amit-amit, jangan sampai ada yang menjadi korban TPPO (tindak pidana perdagangan orang)," katanya.
Dengan memahami prosedur, persyaratan, dan penempatan tenaga kerja di luar negeri, kata dia, pada kepala SMK setidaknya bisa meminimalisasi terjadinya kejahatan yang menimpa lulusannya.
Karena itu, kata dia, seluruh pihak terkait digandeng dalam workshop tersebut, termasuk Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI), Asosiasi Penyelenggara Pemagangan Indonesia, hingga kedutaan besar.
"Jadi, ini bukan misalnya bukan peluang kerja yang palsu-palsu tapi benar-benar valid. Yang pertama itu karena kita harus dapat informasi yang valid," katanya.
Mengenai tawaran keberangkatan yang cepat, ia mengatakan bahwa calon pekerja membutuhkan waktu untuk mempersiapkan diri, termasuk kemampuan bahasa asing sehingga tidak boleh langsung percaya begitu saja.
Ia mengatakan bahwa peluang kerja di luar negeri masih terbuka lebar, seperti Jepang, Jerman, Slovakia, dan negara-negara Eropa lainnya, Turki, kemudian Singapura, negara Timur Tengah dan Uni Emirat Arab.
"Jadi, target kita juga profesi yang memang mempunyai 'skill', misalnya 'caregiver', terus 'hospitality'. Ada juga 'welder' untuk mengelas. Ini tiga yang favorit, dan profesi-profesi lain yang memang levelnya itu medium to 'high scale'," katanya.
Pada kesempatan itu, Deputi Kemenko PM juga meninjau SMK Negeri Jateng yang merupakan sekolah unggulan untuk siswa dari keluarga miskin, sekaligus berdialog dengan kalangan siswa dan guru.
