Surabaya (ANTARA) - Yayasan Hutan Biru (YHB) atau Blue Forests menjadikan mangrove dan perikanan di pesisir Gresik dan Sidoarjo, Jawa Timur sebagai pilot project program Sustainable Habitats and Ocean Resilience for Everyone (COAST–SHORE).
"Pentingnya mengintegrasikan rehabilitasi mangrove dengan pengembangan akuakultur berkelanjutan. Mangrove adalah penentu vital keberlanjutan perikanan nasional," kata Direktur Yayasan Hutan Biru Rio Ahmad di Surabaya, Selasa.
Program yang baru diluncurkan ini merupakan upaya strategis untuk memperkuat ketahanan pesisir dan ekosistem perikanan Indonesia melalui pendekatan integrasi mangrove dan budidaya perikanan berkelanjutan.
Jawa Timur dipilih karena memiliki kawasan mangrove terluas di Pulau Jawa yakni mencapai sekitar 30.000 hektare yang naik signifikan dari 3.000 hektare pada 2021.
Meski demikian, masih terdapat tantangan yakni sekitar 40 persen ekosistem mangrove telah berubah menjadi tambak. Tercatat 120.000 hektare tambak terlantar atau setara 42 persen dari total tambak.
Program COAST–SHORE sendiri merupakan bagian dari inisiatif Climate and Ocean Adaptation and Sustainable Transition (COAST) Facility yang didukung Pemerintah Inggris melalui Blue Planet Fund dan dikelola oleh DAI Global UK.
Program ini bertujuan memperkuat adaptasi pesisir terhadap perubahan iklim sekaligus mendukung ekonomi biru yang inklusif dan berkelanjutan dengan fokus perbaikan tata kelola konservasi, penguatan perikanan skala kecil, dan pengembangan akuakultur ramah lingkungan.
Pada sektor konservasi, YHB menargetkan peningkatan tata kelola kawasan konservasi laut melalui penguatan kelembagaan masyarakat, pembaruan Rencana Pengelolaan Zonasi (RPZ), serta penerapan Monitoring, Control, and Surveillance (MCS) adaptif.
Target awal meliputi pemulihan 40 hektare mangrove dan rehabilitasi 1.000 meter persegi lamun dan terumbu karang pada sejumlah lokasi intervensi nasional yang disertai peningkatan kapasitas Pokmaswas dalam pemantauan kawasan konservasi.
Selain konservasi, program ini menitikberatkan pada penguatan perikanan skala kecil berbasis masyarakat melalui pendekatan ko-kreasi agar nelayan, perempuan pesisir, pemuda, dan pemerintah desa terlibat langsung dalam perencanaan ruang laut, pengawasan kawasan, hingga pengelolaan sumber daya secara akuntabel.
"Komoditas kunci seperti kepiting bakau, lobster, dan ikan tirusan mendapat dukungan peningkatan rantai nilai serta akses pasar," ujarnya.
Untuk model IMSA menjadi inovasi utama dalam sektor akuakultur berkelanjutan melalui Farmer Coastal Field School (CFS) sehingga petambak di Sidoarjo dan Gresik mendapatkan pelatihan teknis tentang desain tambak ramah lingkungan, manajemen air, integrasi mangrove, hingga penguatan rantai pemasaran.
Model ini dirancang agar tambak kembali produktif tanpa merusak ekosistem pesisir, sekaligus memperkuat benteng alami terhadap abrasi dan kenaikan permukaan air laut.
Lead COAST Facility Indonesia Imam Syuhada mengatakan program difokuskan pada Sidoarjo dan Gresik sebagai daerah intervensi utama karena tekanan ekologis yang signifikan akibat degradasi mangrove dan menurunnya kualitas habitat tambak.
"Blue Forests berperan menginisiasi, mengkatalisasi, dan menghubungkan komunitas, pemerintah, dan sektor swasta untuk menjawab tantangan di lokasi target,” kata Imam.
YHB jadikan mangrove Sidoarjo-Gresik "pilot project" COAST-SHORE
Selasa, 2 Desember 2025 20:08 WIB
Direktur Yayasan Hutan Biru Rio Ahmad di Surabaya, Senin (1/12/2025). (ANTARA/Astrid Faidlatul Habibah)
