Banyuwangi (ANTARA) - BPJS Kesehatan Cabang Banyuwangi, Jawa Timur, mencatat Kabupaten Situbondo menyandang status Cakupan Kesehatan Semesta (Universal Health Coverage/UHC) sejak November 2024 yakni mencapai 99,24 persen atau cakupan kepesertaannya 689.492 jiwa.
Sementara Kabupaten Banyuwangi hingga November 2025 mencapai 89,8 persen atau cakupan kepesertaannya sebanyak 1.622.220 jiwa, mendekati target nasional.
"Komitmen BPJS Kesehatan tidak hanya mengejar UHC, tetapi juga menjamin mutu layanan melalui integritas dan etika kemitraan yang tinggi," kata Kepala BPJS Kesehatan Cabang Banyuwangi membawahi Situbondo, Titus Sri Hardianto, di Banyuwangi, Jumat.
Dalam evaluasi dan pencapaian implementasi JKN 2025, ia menyampaikan bahwa pencapaian ini sejalan dengan tiga tujuan utama JKN membuka akses layanan kesehatan, memberikan perlindungan finansial, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Baca juga: Situbondo manfaatkan DBHCHT untuk iuran BPJS Kesehatan warga miskin
Titus menyebutkan, realisasi biaya pelayanan kesehatan telah mencapai sekitar Rp733 miliar per Oktober 2025, dan angka itu membuktikan bahwa JKN adalah pilar perlindungan finansial.
"Namun kami sadar, tidak cukup hanya membuka akses kuratif saja, kami harus diiringi dengan upaya promotif preventif serta memastikan mutu layanan yang prima," katanya.
Untuk menjamin mutu, Titus menekankan pentingnya pelaksanaan kode etik BPJS Kesehatan, yang mencakup mulai dari kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan perilaku antikorupsi, hingga integritas laporan keuangan dan etika dalam penggunaan media sosial.
Selain itu, kata Titus, BPJS Kesehatan juga menjaga etika kemitraan dengan berbagai pihak, termasuk peserta, fasilitas kesehatan, lembaga pemerintah hingga media massa dan masyarakat.
"Kami terus berupaya meningkatkan optimalisasi akses layanan, selain layanan tatap muka, BPJS Kesehatan juga menyediakan kanal nontatap muka seperti pelayanan dari WhatsApp (PANDAWA) melalui nomor 08118165165, Aplikasi Mobile JKN dan Care Center 165," katanya.
