Sidoarjo, Jawa Timur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo memastikan proyek pembangunan Jembatan Layang (flyover) Gedangan, di Kecamatan Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur, akan tetap berjalan sebagai bagian dari Program Strategis Nasional (PSN).
Bupati Subandi dalam rapat pembahasan terkait proyek tersebut bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Sidoarjo, Rabu, menyatakan bahwa proyek tersebut disiapkan untuk mengurai kemacetan kronis di kawasan perempatan Gedangan yang selama ini menjadi titik padat lalu lintas antara Sidoarjo dan Surabaya.
"Tahapan yang akan segera dilakukan adalah pembebasan lahan yang akan dimulai pada awal tahun 2026 mendatang," kata Subandi dalam keterangannya di Sidoarjo, Rabu.
Menurut Subandi, dari perhitungan yang dilakukan pemerintah, pembebasan lahan tersebut membutuhkan biaya sekitar Rp340 miliar. Sementara itu, ia menyatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan dana pemerintah daerah sebesar Rp200 miliar.
Subandi menjelaskan bahwa proses penilaian harga tanah, baru dapat dilakukan setelah terbitnya Penetapan Lokasi (Penlok) proyek tersebut. Jika terdapat bidang tanah dengan nilai tinggi, proses penanganan akan melibatkan Badan Pertanahan Nasional (BPN) maupun pengadilan sesuai ketentuan yang berlaku.
Ia menegaskan pihaknya juga akan membentuk satgas pembebasan lahan yang berisi unsur BPN, kejaksaan, pengadilan dan instansi terkait lainnya demi melancarkan proses krusial tersebut.
"Yang terpenting seluruh pemangku kepentingan sepakat untuk tetap melanjutkan proyek strategis tersebut," kata Subandi.
Jembatan Layang Gedangan sendiri telah dirancang oleh Kementerian PUPR dengan panjang konstruksi 475 meter dengan total lahan terdampak mencapai 157 bidang, yang mana mayoritas berupa bidang usaha, bangunan kantor, markas Kepolisian Sektor (Polsek) Gedangan dan juga masjid.
Adapun luas lahan yang masuk dalam trase pembangunan mencapai 13.400 meter persegi.
