Khofifah apresiasi Gus Dur, Syaikhona Kholil, Marsinah jadi pahlawan

Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi penetapan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan, dan Marsinah sebagai Pahlawan Nasional karena ketiganya menjadi teladan keberanian dan kemanusiaan.

"Atas nama masyarakat Jawa Timur, kami menyampaikan rasa syukur dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Penetapan Gus Dur, Syaikhona Muhammad Kholil dan Marsinah sebagai Pahlawan Nasional bukan hanya bentuk penghormatan negara, tetapi juga pengakuan atas keberanian moral dan ketulusan perjuangan beliau dalam menegakkan nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan kebangsaan,” ujar Khofifah dalam keterangan diterima di Surabaya, Senin.

KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dikenal sebagai tokoh humanis dan pluralis yang konsisten memperjuangkan hak asasi manusia, kebebasan beragama, serta penghormatan terhadap keberagaman selama menjabat sebagai Presiden ke-4 Republik Indonesia dan pemimpin Nahdlatul Ulama (NU).

Adapun Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan merupakan ulama kharismatik asal Madura yang dikenal sebagai guru para kiai besar pendiri pesantren, termasuk KH Muhammad Hasyim Asy’ari, pendiri NU.

Ia berperan besar menanamkan semangat cinta tanah air dan kesadaran nasional di kalangan santri.

Sementara itu, Marsinah, buruh perempuan asal Nganjuk, menjadi simbol perjuangan melawan ketidakadilan dan pelanggaran hak-hak pekerja.

Ia wafat tragis pada 1993 dan dikenang sebagai ikon keberanian perempuan memperjuangkan kesejahteraan buruh.

Khofifah menegaskan penetapan ketiganya sebagai Pahlawan Nasional menjadi momentum penting untuk menyemai kembali nilai perjuangan dan kemanusiaan di kalangan generasi muda Jawa Timur.

"Jawa Timur patut berbangga, karena dari tanah ini lahir tokoh-tokoh besar yang memberikan makna sejati tentang arti perjuangan. Semoga semangat Gus Dur, Syaikhona Kholil, dan Marsinah menginspirasi generasi penerus untuk terus bergerak, melanjutkan perjuangan dengan cara-cara damai, bermartabat, dan berkeadilan,” tutur Khofifah.