Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Bojonegoro, Jawa Timur, belum tahu jumlah tenaga kerja yang diterima bekerja di sejumlah perusahaan yang ikut dalam job fair atau bursa lapangan kerja pada 14-15 November 2018.
"Kami belum memperoleh data jumlah tenaga kerja yang diterima bekerja dalam job fair," kata Kepala Bidang Pengembangan dan Penempatan Tenaga Kerja Disperinaker Bojonegoro Joko Santoso di Bojonegoro, Rabu.
Menurut dia, sekarang ini ada dua perusahaan yang menggelar tes penerimaan tenaga kerja, yaitu Indomaret dan BTPN Syariah, yang akan merekrut tenaga kerja untuk dipekerjakan di Bojonegoro.
Berapa jumlah tenaga kerja yang diterima, ia mengaku belum tahu, karena tes penerimaan baru berlangsung dengan mengambil lokasi di aula Disperinaker.
"Jumlah peserta tes kami tidak hafal, tapi ya bisa puluhan tenaga kerja. Pada waktu pelaksanaan job fair, ya belum ada tenaga kerja yang langsung diterima," ujarnya.
Padahal, di Bojonegoro ada sekitar 24.000 tenaga kerja lulusan SD sampai sarjana strata satu (S1) yang mencari lowongan pekerjaan.
Kegiatan bursa lapangan kerja yang berlangsung selama dua hari itu diikuti 45 perusahaan dari berbagai daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah, dengan membuka lowongan sekitar 12.000 tenaga kerja.
Dari kebutuhan tenaga kerja itu, di antaranya sekitar 4.000 tenaga kerja akan dipekerjakan di negara Asia Pasifik, tetapi sebagai tenaga kerja magang, antara lain ke Hongkong, Korea, Singapura, Malaysia, dan Jepang.
Ia menyebutkan, perusahaan yang merekrut tenaga kerja ke luar negeri yaitu Perusahaan Penyedia Tenaga Kerja Swasta (PPTKS) Pasuruan dan Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI).
Mengenai gaji tenaga kerja ke luar negeri itu, Sugi menyebutkan untuk tenaga kerja yang memiliki keterampilan berkisar Rp10 juta-Rp15 juta/bulan, sedangkan tenaga kerja sektor informal Rp8 juta/bulan.
"Tenaga kerja ke luar negeri minimal berijasah SLTP. Sebelum berangkat, calon tenaga kerja akan memperoleh pendidikan bahasa Inggris," ucapnya.
Ia menambahkan, Disperinaker Bojonegoro tetap berusaha mengurangi pengangguran dengan menggelar berbagai pelatihan, termasuk bekerja sama dengan perusahaan migas.
Ia mencontohkan Pertamina EP Cepu (PEPC) sekarang ini menggelar pelatihan bagi 50 peserta di berbagai bidang, antara lain servis sepeda motor dengan masa pelatihan 20 hari dan tata boga selama 15 hari.
"Pelatihan keterampilan itu untuk mengurangi pengangguran, sebab kebutuhan tenaga kerja di sektor formal terbatas," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Kami belum memperoleh data jumlah tenaga kerja yang diterima bekerja dalam job fair," kata Kepala Bidang Pengembangan dan Penempatan Tenaga Kerja Disperinaker Bojonegoro Joko Santoso di Bojonegoro, Rabu.
Menurut dia, sekarang ini ada dua perusahaan yang menggelar tes penerimaan tenaga kerja, yaitu Indomaret dan BTPN Syariah, yang akan merekrut tenaga kerja untuk dipekerjakan di Bojonegoro.
Berapa jumlah tenaga kerja yang diterima, ia mengaku belum tahu, karena tes penerimaan baru berlangsung dengan mengambil lokasi di aula Disperinaker.
"Jumlah peserta tes kami tidak hafal, tapi ya bisa puluhan tenaga kerja. Pada waktu pelaksanaan job fair, ya belum ada tenaga kerja yang langsung diterima," ujarnya.
Padahal, di Bojonegoro ada sekitar 24.000 tenaga kerja lulusan SD sampai sarjana strata satu (S1) yang mencari lowongan pekerjaan.
Kegiatan bursa lapangan kerja yang berlangsung selama dua hari itu diikuti 45 perusahaan dari berbagai daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah, dengan membuka lowongan sekitar 12.000 tenaga kerja.
Dari kebutuhan tenaga kerja itu, di antaranya sekitar 4.000 tenaga kerja akan dipekerjakan di negara Asia Pasifik, tetapi sebagai tenaga kerja magang, antara lain ke Hongkong, Korea, Singapura, Malaysia, dan Jepang.
Ia menyebutkan, perusahaan yang merekrut tenaga kerja ke luar negeri yaitu Perusahaan Penyedia Tenaga Kerja Swasta (PPTKS) Pasuruan dan Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI).
Mengenai gaji tenaga kerja ke luar negeri itu, Sugi menyebutkan untuk tenaga kerja yang memiliki keterampilan berkisar Rp10 juta-Rp15 juta/bulan, sedangkan tenaga kerja sektor informal Rp8 juta/bulan.
"Tenaga kerja ke luar negeri minimal berijasah SLTP. Sebelum berangkat, calon tenaga kerja akan memperoleh pendidikan bahasa Inggris," ucapnya.
Ia menambahkan, Disperinaker Bojonegoro tetap berusaha mengurangi pengangguran dengan menggelar berbagai pelatihan, termasuk bekerja sama dengan perusahaan migas.
Ia mencontohkan Pertamina EP Cepu (PEPC) sekarang ini menggelar pelatihan bagi 50 peserta di berbagai bidang, antara lain servis sepeda motor dengan masa pelatihan 20 hari dan tata boga selama 15 hari.
"Pelatihan keterampilan itu untuk mengurangi pengangguran, sebab kebutuhan tenaga kerja di sektor formal terbatas," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018