Kediri (Antaranews Jatim) - Badan Urusan Logistik Sub Divisi Regional Kediri, Jawa Timur merencanakan penyaluran bantuan sosial beras sejahtera untuk warga penerima di daerah itu hingga Juni 2018.

"Bansos rastra direcanakan memang hanya sampai dengan Juni 2018. Itu keputusan mensos, tapi realisasinya belum tahu," kata Kepala Bulog Subdivre Kediri Ahmad Kholisun di Kediri, Senin.

Ia mengatakan Bulog yang ditugasi penyaluran dan operator rastra hanya mematuhi aturan dari pusat.

Di wilayah Bulog Kediri, yang terdiri atas Kota/Kabupaten Kediri serta Kabupaten Nganjuk, jumlah penerima rastra 2018 sama dengan penerima tahun 2017, di mana per bulan total kebutuhan beras untuk rastra sekitar 2.000 ton.

Saat ini, yang menerima rastra adalah di Kabupaten Nganjuk dan Kediri, sedangkan untuk Kota Kediri semuanya sudah beralih ke program bantuan nontunai (BPNT). Untuk penerima rastra, warga mendapatkan beras gratis 10 kilogram, sedangkan BPNT warga menerima beras 10 kilogram dan telur.

Untuk penyaluran pada Januari dan Februari, ia menyebut sudah dilakukan semua, baik untuk penerima rastra ataupun penerima BPNT. Setiap warga penerima mendapatkan hak sesuai dengan aturan.

Pihaknya belum tahu dengan pasti, terkait dengan rencana pembatasan penyaluran rastra hingga Juni itu, apakah ada kaitannya dengan peralihan penerima ke program BPNT.

Namun, saat ini pemerintah masih terus melakukan pendataan untuk warga yang awalnya dapat rastra dialihkan ke program BPNT.

Ia juga menambahkan target penyerapan beras selama 2018 juga relatif lebih kecil ketimbang sebelumnya. Pada 2018, target penyerapan hanya sekitar 37 ribu ton setara beras, padahal 2017 mencapai 60 ribu ton setara beras.

"PSO kami kecil sehingga akan ke komersial. Oleh karena itu, kami ditarget 37 ribu ton setara beras itu. Namun, kami tetap upayakan untuk menggenjot penjualan, sehingga penyerapan bisa lebih tinggi dari 37 ribu ton itu," ungkap dia.

Kepala Dinas Sosial Kota Kediri Triono Kutut mengatakan jumlah warga penerima BPNT di Kota Kediri hingga 12.863 penerima. Setiap warga menerima beras 10 kilogram dan telur.

Namun, karena harga beras naik, akhirnya untuk telur tidak diberikan sehingga hanya beras.

"Yang BPNT sudah diberikan pada 13 dan 14 Februari, jadi rapel bulan Januari dan Februari 2018. Untuk Maret tetap normal diberikan setiap bulan," kata Triono. (*)


 

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018