Trenggalek (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur bersinergi dengan Baznas dan komunitas media sosial IST atau Info Seputar Trenggalek untuk membuat rumah singgah bagi keluarga pasien rujukan asal daerah itu yang berobat/menjalani rawat inap di RSUD dr Soetomo, Surabaya.
Kasubbag Humas Pemkab Trenggalek Agus Wiyono, seperti dikutip di laman resmi humas Pemkab Trenggalek, Kamis menyatakan rumah singgah itu adalah terobosan atas banyaknya keluhan warganya.
Menurutnya, kebanyakan warga miskin yang sakit merasa berat untuk dirujuk ke Surabaya atau rumah sakit rujukan lainnya, karena beban biaya dan tidak ada kerabat di Surabaya.
"Bukannya tidak mau, melainkan berat karena takut akan biaya yang dikeluarkan," katanya.
Untuk berobat diluar tempat tinggalnya pastinya akan mengeluarkan lebih biaya hidup seperti makan dan tempat singgah keluarga pasien.
Atas dasar itulah kemudian Pemkab Trenggalek bersinergi dengan Baznas dan komunitas facebook IST Surabaya, membuat rumah singgah bagi keluarga pasien di kota pahlawan ini.
Rumah singgah tersebut bertempat di Jalan Gubeng Kertajaya IX-B nomor 6, Surabaya.
Menurut penjelasan tim humas Pemkab Trenggalek, lokasi rumah singgah ini dekat dengan RSUD Dr Soetomo Surabaya dan Stasiun Gubeng, sehingga keluarga pasien dapat dengan mudah dan dekat mengantar keluarganya berobat ke rumah sakit ini.
Selain itu, untuk ke rumah singgah keluarga pasien bisa menggunakan modal transportasi kereta api dan turun di Stasiun Gubeng.
Dijelaskan, rumah singgah tersebut disediakan gratis untuk warga Trenggalek kurang mampu yang dirujuk ke Surabaya.
Meskipun tidak semewah hotel atau penginapan, kata Agus, namun rumah singgah itu memiliki fasilitas lengkap, selain itu juga disiapkan petugas yang mendampingi keluarga pasien di rumah singgah.
Ketua Tim Koorfinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Trenggalek Moch Nur Arifin berharap rumah singgah tersebut bisa bermanfaat bagi warga Trenggalek.
"Mengingat banyak masukan dari keluarga pasien yang kesulitan dan terkadang tidak mau dirujuk karena bingung tinggal dimana dan kalaupun ada uangnya siapa. Apalagi jika pasien dari keluarga miskin, akhirnya terwujudlah rumah singgah ini," kata Arifin.
Wabup Arifin mengaku bersyukur bisa menjalin sinergi dengan Baznas dan komunitas IST Surabaya, sehingga rumah singgah akhirnya terlaksana.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
Kasubbag Humas Pemkab Trenggalek Agus Wiyono, seperti dikutip di laman resmi humas Pemkab Trenggalek, Kamis menyatakan rumah singgah itu adalah terobosan atas banyaknya keluhan warganya.
Menurutnya, kebanyakan warga miskin yang sakit merasa berat untuk dirujuk ke Surabaya atau rumah sakit rujukan lainnya, karena beban biaya dan tidak ada kerabat di Surabaya.
"Bukannya tidak mau, melainkan berat karena takut akan biaya yang dikeluarkan," katanya.
Untuk berobat diluar tempat tinggalnya pastinya akan mengeluarkan lebih biaya hidup seperti makan dan tempat singgah keluarga pasien.
Atas dasar itulah kemudian Pemkab Trenggalek bersinergi dengan Baznas dan komunitas facebook IST Surabaya, membuat rumah singgah bagi keluarga pasien di kota pahlawan ini.
Rumah singgah tersebut bertempat di Jalan Gubeng Kertajaya IX-B nomor 6, Surabaya.
Menurut penjelasan tim humas Pemkab Trenggalek, lokasi rumah singgah ini dekat dengan RSUD Dr Soetomo Surabaya dan Stasiun Gubeng, sehingga keluarga pasien dapat dengan mudah dan dekat mengantar keluarganya berobat ke rumah sakit ini.
Selain itu, untuk ke rumah singgah keluarga pasien bisa menggunakan modal transportasi kereta api dan turun di Stasiun Gubeng.
Dijelaskan, rumah singgah tersebut disediakan gratis untuk warga Trenggalek kurang mampu yang dirujuk ke Surabaya.
Meskipun tidak semewah hotel atau penginapan, kata Agus, namun rumah singgah itu memiliki fasilitas lengkap, selain itu juga disiapkan petugas yang mendampingi keluarga pasien di rumah singgah.
Ketua Tim Koorfinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Trenggalek Moch Nur Arifin berharap rumah singgah tersebut bisa bermanfaat bagi warga Trenggalek.
"Mengingat banyak masukan dari keluarga pasien yang kesulitan dan terkadang tidak mau dirujuk karena bingung tinggal dimana dan kalaupun ada uangnya siapa. Apalagi jika pasien dari keluarga miskin, akhirnya terwujudlah rumah singgah ini," kata Arifin.
Wabup Arifin mengaku bersyukur bisa menjalin sinergi dengan Baznas dan komunitas IST Surabaya, sehingga rumah singgah akhirnya terlaksana.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017