Surabaya (Antara Jatim) - Guru Besar ITS yang alumni ITB Prof Ir Joni Hermana MSc.ES PhD akhirnya terpilih memimpin ITS sebagai rektor untuk periode 2015-2019.
"Soal itu (alumni ITB) adalah bawaan lahir, tapi sejak lulus sampai sekarang, saya menjadi dosen ITS," katanya setelah mengikuti sidang pemilihan rektor di kampus setempat, Rabu.
Bahkan, kata calon rektor yang mengungguli "senior" dengan selisih hanya satu suara itu, dirinya menjadi PNS di ITS sejak 1987 setelah setahun mengajar (1986).
"Jadi, saya sudah 30 tahun di ITS, karena itu saya bertemu Ketua IKA ITS Ir Irnanda Laksanawan selama tiga jam dan saya jelaskan bahwa saya adalah 'orang' ITS sejak PNS," katanya.
Oleh karena itu, Guru Besar Teknik Lingkungan FTSP ITS itu berjanji akan menjadikan ITS sebagai "rumah bersama" sebagaimana janji dalam "kampanye"-nya.
"Saya akan mengemban tugas berat yakni mengantarkan ITS menjalani transisi dari BLU menjadi PTN BH dalam lima tahun ke depan dengan sukses," katanya.
Untuk itu, kebersamaan akan menjadi fokus kepemimpinannya. "Karena itu, saya tidak akan mudah mengganti para pembantu saya dari rektorat, dekanat, hingga jurusan. Saya juga bukan mental pejabat, karena itu saya akan jadi pelayan (melayani)," katanya.
Dalam sidang paripurna yang juga dihadiri Direktur Kelembagaan dan Kerjasama Dikti Kemristek Prof Ir Hermawan Kresno Dipojono MSEE PhD (mewakili Menristek) itu, proses pemilihan berlangsung dua putaran untuk memperebutkan 80 suara yakni 52 suara Senat ITS dan 28 suara Menristek.
Sidang pemilihan sejak pukul 13.00 WIB itu menghasilkan suara yang imbang pada putaran pertama yakni 38 suara untuk Prof Joni Hermana (FTSP), 38 suara untuk Prof Eko Budi Djatmiko (FTK), dan empat suara untuk Prof Djauhar Manfaat (FTK).
Setelah jeda 15 menit pada pukul 14.30 WIB, sidang dilanjutkan pada pukul 14.45 WIB untuk pemilihan putaran kedua dengan hasil untuk Prof Joni Hermana mendapatkan 40 suara dan Prof Eko Budi Djatmiko meraih 39 suara.
"Mestinya ada 80 suara untuk putaran kedua, tapi ada seorang anggota senat yang harus ke bandara untuk luar kota, sehingga tinggal 79 suara," kata Ketua Senat ITS Prof Ir Priyo Suprobo MSc PhD.
Seorang anggota senat dari FMIPA itu yang minta izin (absen) adalah Prof Subehan. "Itu sejarah pertama dalam pemilihan rektor di Indonesia, karena harus diulang, karena ada suara yang sama," kata Prof Priyo Suprobo yang juga mantan Rektor ITS itu. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015