Malang (Antara Jatim) - Pakar transportasi Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, Prof Dr Harnen Sulistyo mengemukakan untuk mengatasi kemacetan arus lalu lintas di kota itu yang semakin parah solusi terbaiknya adalah monorel. "Kalau Pemkot Malang serius untuk mengatasi kemacetan yang semakin parah ini memang perlu ada ke bijakan strategis di bidang transportasi masal, yakni monorel. Saya yakin keberadaan monorel itu nanti mampu meminimalkan kemacetan," tegas Harnen di Malang, Jumat. Menurut dia, sempitnya jalan-jalan protokol di daerah itu cocok untuk monorel sebagai transportasi masalnya, disamping penataan tata ruang kota yang juga harus menjadi perhatian serius pemkot setempat. Dosen Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (UB) itu menilai kebijakan Pemkot Malang antara pengembangan perekonomoan dengan akses dan infrastruktur jalan selama ini kurang bersinergi, sehingga kemacetan terjadi dimana-mana karena hampir di setiap ruas jalan menjadi sentra ekonomi. Pembangunan mal maupun rumah toko (ruko) yang seperti jamur di musim hujan, kata Harnen, mengakibatkan ruas-ruas jalan menjadi area parkir, sehingga akses kendaraan semakin sempit dan menimbulkan kemacetan. Selain transportasi masal berupa monorel, lanjutnya, pen kot juga harus mulai menyediakan jalur arteri untuk mengurai k emacetan di tengah kota serta adanya transportasi khusus pelajar atau bus sekolah dengan tujuan mengurangi kendaraan. Sebelumnya Harnen juga memperkirakan pada tahun 2015 dan puncaknya 2020, arus lalu lintas di Kota Malang akan macet total dan tidak akan bisa bergerak lagi akibat padatnya kendaraan, baik roda dua maupun roda empat. Bahkan, lampu merah pun tak akan mampu mengatasi kemacetan di daerah itu. Oleh karena itu, tegasnya, harus ada tindakan dan kebijakan kongkrit dari pemkot setempat untuk membenahinya, baik fisik jalan maupun rekayasa jalur kendaraan. Ia mengemukakan sekitar 1997-1998 dia dan beberapa mahasiswa meneliti dan hasilnya menunjukkan pada 2010 kemacetan di Kota Malang akan bertambah parah. Namun, kemacetan yang luar biasa pada 2010 justru dibiarkan tanpa ada upaya pemerintah kota dalam mengatasinya. "Seharusnya Pemkot Malang membuat perencanaan jaringan jalan untuk tahun 2010-2030," ucapnya, menandaskan. Beberapa waktu lalu pemerintah di wilayah Malang raya sudah menggagas adanya transportasi masal berupa monorel, bus transmaya hingga bus mini, namun sampai saat ini masih belum terealisasi.(*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013