Pakar: Kecelakaan Probolinggo perlu Rekayasa Angkutan Pedesaan
Rabu, 1 Januari 2014 16:26 WIB
Surabaya (AntaraJatim) - Pakar transportasi ITS Surabaya Ir Hera Widyastuti MT PhD berpendapat solusi untuk mencegah terulangnya kecelakaan lalu lintas seperti di Tongas, Probolinggo adalah perlunya rekayasa angkutan pedesaan.
"Kami sudah pernah melakukan penelitian, ternyata orang desa memang lebih suka dengan kendaraan dengan bak terbuka, karena mereka memang tidak tahan dengan kendaraan tertutup, bahkan ada yang muntah," katanya kepada Antara di Surabaya, Rabu.
Menanggapi kecelakaan di Tongas, Probolinggo antara pikap dan truk gandeng yang menewaskan 18 orang pada 28 Desember 2013, Kepala Pusat Studi Transportasi dan Logistik ITS itu menyatakan hasil penelitian itu membuktikan tindakan hukum saja tidak cukup.
"Kalau pikap ditindak tegas, saya kira tidak akan menyelesaikan masalah, karena orang-orang desa memang sudah terbiasa menggunakan kendaraan terbuka seperti pikap itu, meski pikap itu merupakan kendaraan untuk angkutan barang, bukan manusia, sehingga secara 'safety' memang lemah," katanya.
Oleh karena itu, kata Kepala Laboratorium Perhubungan dan Bahan Jalan ITS itu, perlu ada solusi terkait angkutan pedesaan itu, sehingga kecelakaan dengan korban banyak tidak akan terjadi, tapi masyarakat desa mau menggunakan kendaraan yang aman bagi mereka.
"Tentu, rekayasa angkutan pedesaan itu bukan wewenang polisi, karena itu pihak Dinas Perhubungan yang harus menyiapkan angkutan pedesaan yang aman itu, sedangkan kami dari kalangan kampus siap membantu," katanya.
Menurut Guru Besar Teknik Sipil FTSP ITS Surabaya itu, rekayasa angkutan pedesaan, misalnya angkutan pedesaan yang selama ini diberi sirkulasi angin yang lebih banyak, atau mungkin saja kendaraan dengan model baru sama sekali dengan jeruji banyak.
"Kalau rekayasa angkutan pedesaan yang dilakukan, saya kira akan menjadi solusi untuk mereka, sedangkan tindakan hukum saja justru akan menyulitkan orang-orang desa, seperti dari Probolinggo, Lumajang, Pasuruan. Kalau ditindak saja, mereka naik apa," katanya.
Secara terpisah, Gubernur Jawa Timur Soekarwo meminta aparat kepolisian membantu mencarikan solusi kreatif tentang rekayasa angkutan pedesaan agar tidak lagi terulang kasus kecelakaan Probolinggo yang merenggut 18 korban jiwa itu.
"Harus ada solusi, salah satu caranya dengan merekayasa angkutan pedesaan dari mobil pikap terbuka, menjadi tertutup, tapi tidak dengan asal-asalan," ujarnya kepada wartawan ketika ditemui di Gedung Negara Grahadi Surabaya (30/12). (*)