Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) - Bupati Lumajang, Jawa Timur Indah Amperawati memastikan keselamatan warga dan lahan pertanian pascabanjir lahar Gunung Semeru akibat hujan yang menerjang sejumlah kawasan hingga menyebabkan tanggul jebol dan ratusan warga terisolasi.
"Penanganan tanggul Sungai Regoyo yang jebol di Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian sebagai prioritas utama pemerintah daerah," kata Indah saat meninjau tanggul Jebol di Sungai Regoyo, Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian, Kamis.
Menurutnya langkah itu dilakukan secara cepat, terkoordinasi, dan berbasis data teknis untuk memastikan keselamatan warga serta kelangsungan lahan pertanian yang terdampak banjir lahar hujan Gunung Semeru.
"Pemulihan akses jalan bagi 1.211 kepala keluarga dan perlindungan sekitar 30 hektare lahan pertanian menjadi prioritas. Penanganan tanggul itu bukan sekadar simbolis, namun itu tentang menyelamatkan warga, melindungi pertanian, dan mencegah kerusakan yang lebih luas," tuturnya.
Dalam arahannya di lapangan, Bupati Lumajang menginstruksikan mobilisasi tiga unit alat berat dari PUSDA Jawa Timur, BBWS Brantas, dan penambang lokal, sedangkan BPBD Lumajang menyiapkan logistik dan pasokan bahan bakar agar perbaikan dapat berjalan tanpa hambatan.
Data teknis hasil identifikasi PUSDA dan BBWS Brantas menunjukkan kerusakan meliputi tanggul sisi kanan sepanjang 150 meter dengan tinggi tegak 6 meter, tanggul kritis 27+66 meter, tanggul di sekitar mushola dan jembatan limpas, serta pasang bronjong sayap jembatan Sungai Liwek sepanjang 15 meter yang menjadi dasar prioritas penanganan.
"Saya menekankan strategi penanganan yang sistematis dengan membuka kembali akses jalan utama, mengalihkan aliran air agar tidak merendam lahan pertanian, memperkuat tanggul yang kritis, dan menyiapkan langkah antisipatif untuk mencegah risiko banjir susulan," katanya.
Bupati yang akrab disapa Bunda Indah itu mengatakan pentingnya partisipasi warga yang ikut membangun tanggul sementara dan menata jalur darurat, sementara pemerintah menyediakan sumber daya dan alat berat, sehingga kolaborasi ini mempercepat pemulihan sekaligus membangun kapasitas komunitas menghadapi bencana.
"Respon cepat itu merupakan bagian dari visi jangka panjang pemerintah Kabupaten Lumajang dalam mitigasi bencana hidrometeorologi. Kesiapsiagaan, kolaborasi lintas instansi, dan mobilisasi sumber daya menjadi fondasi agar setiap bencana dapat ditangani dengan efektif," ujarnya.
Hasil penanganan di lapangan sudah mulai terlihat yakni akses jalan yang sebelumnya terputus perlahan kembali dibuka, arus sungai berhasil dialihkan, dan beberapa titik tanggul darurat telah diperkuat.
"Langkah-langkah itu memastikan aktivitas warga, termasuk pendidikan dan pertanian, tetap berjalan meski terjadi bencana," katanya.
Bunda Indah menjelaskan bahwa mitigasi bencana di Lumajang bukan sekadar prosedur administratif, tetapi langkah nyata untuk melindungi warga dan membangun ketahanan komunitas menghadapi perubahan iklim dan bencana alam.
Sejak tanggul jebol pada 2 November akibat hujan ekstrem, Indah memimpin peninjauan langsung ke lokasi untuk memetakan kerusakan dan mengarahkan langkah penanganan strategis.
