Jakarta (ANTARA) - Menteri Kebudayaan Fadli Zon sekaligus Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan tiba di Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Rabu, untuk melaporkan kinerja termasuk mengenai nama-nama calon pahlawan nasional yang kemungkinan diumumkan Presiden Prabowo saat Hari Pahlawan.
Walaupun demikian, Fadli memilih tak membocorkan nama-nama calon pahlawan nasional yang telah melewati tahap pengusulan dan pengkajian secara berjenjang dari daerah, Kementerian Sosial, dan Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK).
"Nanti kita laporkan, nanti setelah ini ya," kata Fadli Zon menjawab pertanyaan wartawan saat ditemui di Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Rabu.
Dalam kesempatan yang sama, saat ditanya mengenai kans Soeharto masuk dalam daftar nama calon pahlawan yang diusulkan, Fadli Zon memilih tak menjawab pertanyaan tersebut.
Hari Pahlawan, yang diperingati tiap 10 November, kerap menjadi momen Presiden RI mengumumkan nama-nama pejuang yang ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Nama-nama yang mendapatkan gelar pahlawan nasional itu telah melewati tahapan pengusulan dari pemerintah daerah kemudian instansi-instansi pemerintah, kemudian tahap penelitian dan pengkajian yang dilakukan secara berjenjang di daerah oleh Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD), kemudian di tingkat pusat oleh Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Tingkat Pusat (TP2GP).
Hasil kajian dari TP2GP kemudian diserahkan kepada Menteri Sosial Saifullah Yusuf, yang kemudian diteruskan kepada Dewan gelar, Tanda Jasa, dan Kehormatan. Nama-nama yang telah masuk dalam Dewan GTK itu kemudian diserahkan kepada Presiden untuk finalisasi.
Sejauh ini, nama-nama yang diusulkan untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional, antara lain KH. Muhammad Yusuf Hasyim (Jawa Timur), Demmatande (Sulawesi Barat), KH Abbas Abdul Jamil (Jawa Barat), Marsinah (Jawa Timur), Hj. Rahmah El Yunusiyyah (Sumatera Barat), Abdoel Moethalib Sangadji (Maluku), Jenderal TNI (Purn.) Ali Sadikin (DKI Jakarta), Letkol Anumerta Charles C. Taulu (Sulawesi Utara), Mr. Gele Harun (Lampung), Letkol Moch. Sroedji (Jawa Timur), Prof. Aloei Saboe (Gorontalo), Marsekal TNI (Purn.) R. Suryadi Suryadarma (Jawa Barat), KH Abdurrahman Wahid (Jawa Timur), dan Jenderal Besar TNI (Purn.) Soeharto.
