Imunisasi Antidifteri di Bangkalan Belum Memenuhi Target
Sabtu, 24 November 2012 18:39 WIB
Bangkalan - Pelaksanaan imunisasi antidifteri di Kabupaten Bangkalan, Madura hingga kini belum memenuhi target yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan setempat, karena terkendala peran serta orang tua.
Kepala Dinas Kesehatan Bangkalan Ahmad Aziz, Sabtu menjelaskan, jumlah anak yang ada di wilayah itu yang diharusnya diimunisasi antidifteri sebanyak 203.000 anak, akan tetapi hingga kini baru mencapai 180.000 anak.
"Jadi masih ada sebanyak 23.000 anak di Kabupaten Bangkalan ini yang hingga saat ini belum diimunisasi difteri," katanya ,menjelaskan.
Ia menjelaskan, jumlah yang yang telah diimunisasi sebanyak 180.000 anak tersebut meliputi, sebanyak 60 persen di antara untuk usia 0 sampai 3 tahun, kemudian untuk usia 3 sampai 7 tahun sebanyak 70 persen, sedangkan usia 7 sampai 15 tahun mencapai 86 persen.
Menurut dia, ada beberapa hal yang menjadi kendala banyaknya anak-anak di Kabupaten Bangkalan tersebut yang belum diimunisasi antidifteri. Salah satunya karena waktu yang tersedia untuk program itu terbatas, juga karena peran orang tua.
"Selain terkendala waktu, yaitu dari tanggal 12 sampai 24 November, subpin difteri juga terkendala para orang tua yang tidak mau menyuntik anaknya, alasannya takut panas," ujar Aziz.
Untuk masalah waktu, lanjut Aziz, pihaknya akan memperpanjang sampai dua minggu kedepan. Dinkes juga berencana akan menggerakkan sebanyak 500 tenaga medis baik dokter, bidan dan perawat.
Tidak hanya itu saja, Dinkes nantinya akan turun secara langsung ke desa-desa melalui posyandu, dan sekolah-sekolah yang tersebar 281 desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Bangkalan.
"Selain vaksinasi di posyandu dan sekolahan, kita juga melakukan kunjungan ke rumah warga. Semoga dengan cara itu, anak-anak di Bangkalan ini bisa diimunisasi antidifteri semua," ujarnya, menambahkan.
Kabupaten Bangkalan merupakan salah satu kabupaten di Madura yang masuk kategori kejadian luar biasa (KLB) dalam kasus difteri, karena jumlah warga yang terserang jenis penyakit berbahaya ini mencapai puluhan orang, bahkan tiga orang di antaranya meninggal dunia.(*)