Lima Titik Aliran Sungai Grindulu Rawan Jebol
Rabu, 21 November 2012 18:21 WIB
Pacitan - Dinas Binamarga dan Pengairan Kabupaten Pacitan mengidentifikasi sedikitnya lima titik aliran sungai di daerah itu rawan jebol karena kondisi infrastruktur tanggul dan plengsengan penghambat banjir mulai rusak.
"Di lima titik itu kebetulan belum tersentuh perbaikan sehingga rawan jebol dan banjir," kata Kepala Dinas Binamarga dan Pengairan Kabupaten Pacitan Budiyanto, Rabu.
Kelima titik aliran itu semuanya berada di sepanjang aliran Sungai Grindulu, sungai utama yang membelah wilayah Pacitan hingga ke tengah kota dan bermuara di laut selatan.
Ia menjelaskan pemantauan dan penanggulangan sementara kini terus diupayakan dengan memasang tangkis-tangkis darurat menggunakan bronjong batu ataupun karung berisi pasir.
"Beberapa daerah yang sudah kami lakukan antisipasi antara lain ada di Desa Tanjungsari, Semanten, Arjowinangun, Ponggok, dan di lingkungan Barean, Kelurahan Sidoharjo. Kesemuanya ada di wilayah Kecamatan Pacitan," ujarnya.
Titik rawan lain yang diwaspadai oleh dinas binamarga dan pengairan adalah Jembatan Arjowinangun yang salah satu bagian fondasinya diketahui sempat tergerus akibat aktivitas penambangan pasir liar.
Meski sudah dilakukan sejumlah perbaikan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah V, kewaspadaan tetap mereka lakukan, apalagi intensitas hujan selama satu-dua pekan terakhir terus meningkat.
Budiyanto mengatakan, perbaikan pada kerusakan pada infrastruktur plengsengan dan talud di empat titik lain di sepanjang aliran Sungai Grindulu tidak mereka lakukan karena hal itu merupakan kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo.
"Perbaikannya belum dilakukan. Balai Besar ada program kerja yang harus diselesaikan tahun ini. Apalagi, di bagian hulu sungai ada kegiatan penambangan pasir oleh warga," ujarnya.
Budiyanto mengatakan dinasnya sudah mendesak kepada BBWS Bengawan Solo untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak, utamanya yang berdekatan dengan pemukiman.
Tak hanya pemukiman, tetapi jiwa warga ikut terancam. Budiyanto berharap tahun 2013 nanti proses rehabilitasinya menjadi prioritas BBWS Bengawan Solo, sehingga bangunan di tepi DAS Grindulu bisa lebih kuat menghadapi terjangan banjir.
"Sementara dari daerah penanganan masih bersifat darurat, misalnya, dibangun bronjong di dekat plengsengan yang ambrol wilayah Desa Semanten," katanya. (*)