Surabaya (ANTARA) - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Surabaya mempersiapkan balai kreasi yang bakal menjadi pusat pemberdayaan usaha mikro kecil menengah (UMKM) serta dijadikan percontohan tingkat nasional.
Plt Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kota Surabaya Yordan M. Bataragoa di Kota Surabaya, Senin mengatakan pihaknya telah menerima kunjungan dari MPP DPP PDIP terkait dengan balai kreasi tersebut.
Menurut dia, balai kreasi Surabaya akan mulai beroperasi setelah finalisasi kurasi dan penyesuaian fasilitas yang direkomendasikan oleh tim MPP DPP PDIP.
Ia mengatakan, balai kreasi ini merupakan bentuk kesadaran ideologis bahwa pemberdayaan ekonomi rakyat adalah mandat perjuangan partai, bukan sekadar proyek administratif.
"Bagi kami pemberdayaan UMKM ini bukan sekadar program teknis, tetapi tugas ideologis. Kami tidak menunggu surat instruksi atau aturan turun. Justru DPC Surabaya yang berkirim surat ke DPP dan menyatakan kesiapan untuk menjadi percontohan,” ujar Yordan.
Dia menjelaskan, balai kreasi tersebut tidak hanya menjadi etalase produk unggulan UMKM binaan saja melainkan bakal menjadi ruang pembinaan dan intervensi struktural bagi pelaku UMKM agar naik kelas.
"Iya jadi bukan sekadar etalase produk. Ini ruang intervensi struktural untuk membuat UMKM naik kelas melalui pembinaan, kurasi, dan pendampingan berkelanjutan," ujarnya.
Ia mengatakan, balai kreasi tersebut nantinya akan memiliki banyak fungsi mulai dari ruang pamer permanen produk UMKM terpilih, pusat pelatihan dan peningkatan kapasitas pelaku UMKM, ruang kurasi dan verifikasi produk, fasilitas branding, pemasaran digital hingga jejaring kemitraan.
Pada tahap awal ini, DPC PDIP Surabaya telah mendata UMKM yang siap masuk proses kurasi, dengan menilai kejelasan produk, kemampuan produksi, hingga daya saing pasar.
"Tidak semua produk bisa serta-merta masuk. Ada proses verifikasi agar etalase ini tidak hanya ramai, tetapi punya kualitas," katanya.
Lebih jauh, Yordan menegaskan bahwa penguatan ekonomi rakyat merupakan mandat ideologis Bung Karno yang harus diwujudkan dalam kerja nyata, bukan simbol politik semata.
"UMKM adalah wajah marhaen hari ini. Kalau partai berpihak kepada marhaen, maka pendampingannya tidak boleh berhenti pada simbolis. Harus nyata, menyentuh keseharian rakyat,” ujarnya.
