Pangarmatim Pimpin Tabur Bunga dari Geladak KRI Surabaya
Sabtu, 10 November 2012 12:25 WIB
Surabaya - Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono memimpin upacara tabur bunga di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Sabtu, untuk memperingati Hari Pahlawan.
Upacara tabur bunga digelar di atas geladak Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Surabaya-591, dengan sebelumnya diawali pengibaran bendera Merah Putih dan mengheningkan cipta.
Selain ratusan prajurit TNI Angkatan Laut, upacara yang digelar rutin setiap tahun itu juga dihadiri sejumlah anggota DPRD dan pejabat Pemerintah Provinsi Jatim serta Surabaya, para pelajar, PNS, anggota Polri, dan ibu-ibu Jalasenastri.
Pada tabur bunga kali ini, KRI Surabaya tidak bergerak menuju perairan Selat Madura seperti halnya saat peringatan Hari Dharma Samudera, namun tetap sandar di Dermaga Koarmatim.
"Kalau untuk peringatan Hari Pahlawan, tabur bunga cukup dilakukan di atas geladak kapal yang sedang sandar. Kegiatan ini untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan yang gugur di medan pertempuran saat perang 10 November 1945," kata Kepala Dinas Penerangan Koarmatim Letkol Laut (KH) Yayan Sugiana.
Selain di Dermaga Koarmatim, upacara peringatan Hari Pahlawan juga dilakukan seluruh satuan yang ada di Koarmatim, salah satunya di Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal).
Di tempat ini, sekitar 3.500 prajurit anggota tetap, PNS dan siswa Kobangdikal mengikuti upacara yang dipusatkan di Lapangan Laut Maluku, Kesatrian Bumimoro, Surabaya, dengan dipimpin Wakil Komandan Kobangdikal Brigjen TNI (Mar) Sturman Panjaitan.
Hadir dalam peringatan itu, Wakil Komandan Kodikdukum Kolonel Laut (T) Bambang Purnama, Wadan Kodikmar Kolonel (Mar) Lasmono, Komandan Pusdikes Kolonel Laut (K) IGW Asmarabawa, dan pejabat Kobangdikal lainnya.
Menteri Sosial Salim Assegaf Al Jufri dalam amanat yang dibacakan Brigjen TNI Sturman Panjaitan mengatakan, peringatan Hari Pahlawan merupakan salah satu bentuk penghargaan atas jasa dan pengorbanan yang telah dilakukan para pejuang pendahulu.
"Peringatan hendaknya diisi dengan karya positif yang berguna untuk mengatasi berbagai masalah bangsa, seperti kemiskinan, pengangguran, tuna susila, dan bencana alam," kata Mensos. (*)