Surabaya (ANTARA) - PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur melalui Yayasan Baitul Maal (YBM) bersama Kodim 0824 Jember memberikan bantuan bedah rumah dan sambung listrik gratis kepada warga Dusun Renes, Desa Wirowongso, Kabupaten Jember.
"Program bantuan ini merupakan inisiasi bersama untuk menghadirkan keadilan yang merata khususnya bagi masyarakat tidak mampu," kata General Manager PLN UID Jawa Timur Ahmad Mustaqir di Surabaya, Jatim, Kamis.
Ahmad mengatakan program penyalaan listrik gratis ini bukan hanya bentuk pelayanan tetapi juga bagian dari komitmen sosial PLN untuk menghadirkan energi berkeadilan bagi seluruh masyarakat.
Perwakilan Kodim 0824 Jember Serka Sugeng Harianto berharap program kolaborasi ini terus berjalan dan dapat memberikan manfaat yang lebih luas untuk masyarakat di Jember.
Program Renovasi Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) dari Kodim 0824 Jember yang dipadu dengan bantuan listrik gratis dari PLN ini merupakan wujud nyata komitmen komitmen PLN untuk mewujudkan listrik inklusif dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Mat Hodi, tukang becak paruh baya di Jember, mengaku bersyukur lantaran impiannya memiliki hunian layak dan teraliri listrik, kini terwujud.
"Alhamdulillah, sekarang saya sudah mendapatkan rumah yang nyaman dan ada listriknya. Yang dulunya gelap, harus pakai sumbu cahaya, sekarang sudah ada lampu. Anak-anak jadi mudah belajarnya," kata Hodi.
Semangat serupa juga diwujudkan PLN di Kediri melalui program Light Up The Dream (LUTD) dengan memberikan sambungan listrik gratis bagi keluarga pra sejahtera di Tulungagung, Jatim.
Salah satu penerima manfaat, Siti Halimah, warga Desa Campurdarat, Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung, mengungkapkan rasa syukur atas bantuan yang diberikan.
"Saya sangat berterima kasih kepada PLN yang sudah membantu memasangkan listrik gratis di rumah saya. Sekarang rumah kami bisa terang dan anak-anak bisa belajar dengan nyaman di malam hari," kata Siti.
Selain itu, sambungan listrik gratis juga diberikan kepada warga lanjut usia berprofesi sebagai buruh serabutan yang tinggal di wilayah Desa Sambit dan Desa Bungkal, Kabupaten Ponorogo.
Sebelumnya, mereka belum memiliki sambungan listrik sendiri dan hanya mengandalkan penerangan seadanya di malam hari.
