Surabaya (ANTARA) - Subdirektorat Mitigasi Crisis Center (SMCC) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) memberikan layanan konseling dan trauma healing kepada korban ambruknya mushalla Pondok Pesantren Al-Khoziny Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.
“Kehadiran kami untuk membantu meringankan beban psikologis yang dirasakan korban setelah kejadian tersebut, sehingga bisa lebih tenang dan kuat secara mental,” kata Kepala SMCC Unesa Wiryo Nuryono di Surabaya, Kamis.
Ia menjelaskan kejadian seperti itu sangat berdampak pada kondisi psikologis korban, keluarga besar, hingga warga sekitar, terutama anak-anak.
Trauma healing diberikan melalui pendekatan permainan sederhana seperti menggambar, stik berwarna, hingga aktivitas menghibur.
Sementara bagi orang dewasa, lanjut dosen Fakultas Psikologi (FPI) Unesa itu, pendampingan dilakukan untuk membantu individu memproses pengalaman traumatis, menstabilkan kondisi emosional, dan bisa kembali menjalani kehidupan sehari-hari.
“Kami menggunakan berbagai metode psikologi untuk mengubah cara ingatan traumatis disimpan dan dirasakan korban, sehingga mengurangi penderitaan emosionalnya,” ujarnya.
Aksi kemanusiaan ini dijalankan tim yang terdiri atas dosen, psikolog, hingga mahasiswa.
Tim tersebut dilepas Wakil Rektor II Bachtiar Syaiful Bachri dan Direktur Pusat Pengembangan Inovasi dan Sumberdaya (PPIS) Mutimmatul Faidah di Lobi Rektorat Unesa Kampus 2 Lidah Wetan, Surabaya, Kamis pagi.
