Sidoarjo (ANTARA) - Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menekankan penyelamatan Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas harus dilakukan secara menyeluruh dan integratif dari hulu hingga hilir dengan pendekatan berbasis lanskap.
"Hulu, tengah, dan hilir harus dikelola utuh. Tidak mungkin menyelamatkan hilir jika hulu terus dibiarkan rusak. Pendekatan berbasis landskap adalah jawabannya," katanya saat Rapat Kerja Teknis Pengelolaan DAS Brantas Berbasis Landscape di Sidoarjo, Selasa.
Pihaknya juga menjadikan Kabupaten Pasuruan sebagai proyek percontohan biogas untuk mengolah kotoran ternak, sampah, dan limbah pertanian agar tidak langsung mencemari sungai.
Ia mengatakan pengelolaan Brantas tidak bisa hanya dibebankan pada pemerintah, melainkan membutuhkan keterlibatan masyarakat, dunia usaha, dan akademisi.
"Kita perlu mengubah cara pandang. Sungai bukan sekadar aliran air, melainkan ekosistem yang harus dijaga bersama. Jika masyarakat terlibat sejak awal, keberlanjutan program jauh lebih terjamin," ujarnya.
Menurut Emil, kolaborasi lintas sektor juga akan memperkuat daya tahan lingkungan terhadap perubahan iklim.
"Peningkatan tutupan hijau melalui agroforestri akan menahan erosi, biogas akan mengurangi beban pencemaran, sementara pengendalian sampah domestik harus disertai edukasi. Semua ini adalah mata rantai yang saling berkaitan,” katanya.
Guru Besar Universitas Brawijaya Profesor Eko Ganis Sukoharsono menambahkan untuk mengatasi degradasi baik kualitas air maupun lahan, sinergi antar-sektor sebagai hal penting.
"Inisiasi dari Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup (Pusdal LH) ini patut diapresiasi, dan sejumlah rekomendasi sudah kami berikan agar langkah ke depan lebih terarah," katanya.
Sementara Dr. Sonny Kristiyanto dari Universitas Airlangga menyoroti fungsi vital Brantas di hilir.
“Saya mengapresiasi penyelesaian permasalahan DAS secara terintegrasi dan melibatkan banyak pihak. Brantas memiliki peran penting, terutama di hilir, yang digunakan sebagai bahan baku air minum,” ujarnya.
Kepala Bidang Wilayah III Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup (LH) Jawa Gatut Panggah Prasetyo SP M.Sc menegaskan langkah implementatif harus segera dijalankan.
“Yang utama adalah penanganan lahan kritis agar daya dukung dan daya tampung lingkungan pulih kembali," katanya.
Selanjutnya, pengelolaan sampah domestik harus diperkuat, pembinaan sektor industri harus dilakukan agar tidak menambah beban pencemaran, dan penegakan hukum wajib dijalankan tegas terhadap pelanggaran.
"Dengan empat pilar ini, penyelamatan Brantas bisa lebih terukur dan berdampak nyata bagi masyarakat,” ujarnya.
Wagub tegaskan penyelamatan DAS Brantas harus integratif
Selasa, 16 September 2025 20:31 WIB
Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak saat Rapat Kerja Teknis Pengelolaan DAS Brantas Berbasis Landscape di Sidoarjo, Jatim, Selasa (16/9/2025). (ANTARA/HO-Bud)
