Surabaya (ANTARA) - Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya) menggelar 7th UMSurabaya National Silat Championship 2025 pada 3–6 September, diikuti sekitar 900 peserta dari 83 lembaga pendidikan seluruh Indonesia, termasuk dari Kalimantan Utara, Papua, dan terbanyak dari Jawa Timur.
"Untuk tahun ini ada sekitar 900 peserta dari 83 pendidikan yang mengikuti. Peserta berasal dari Kalimantan Utara, Papua, dan paling banyak dari Jawa Timur," kata Ketua Pelaksana Vanessa Nurman Hakim di Surabaya, Kamis.
Vanessa menjelaskan kejuaraan tersebut mempertandingkan berbagai kategori, mulai dari siswa SD kelas 4–6, pra remaja, SMA, remaja, hingga tingkat mahasiswa.
"Targetnya mencari potensi atlet dari usia terkecil hingga bisa terus dibina dan dilestarikan," ujarnya.
Rektor UMSurabaya Dr Mundakir menyampaikan apresiasi atas dukungan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah yang ikut memberikan piala kejuaraan.
"Event ini bagian dari upaya melestarikan pencak silat yang sejak 2019 diakui UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia," katanya.
Menurut dia, pencak silat merupakan media efektif untuk membentuk karakter kepribadian anak bangsa, sekaligus meningkatkan kesehatan jiwa dan raga.
"Melalui silat nilai-nilai luhur bisa ditanamkan, dari anak-anak hingga dewasa, dan ini kontribusi kami untuk mewujudkan Generasi Emas 2045," ujarnya.
Mundakir menambahkan UMSurabaya ingin terus memberi ruang bagi para atlet untuk berkembang.
"Kami ingin mempertegas kampus ini selain dikenal sebagai kampus sejuta inovasi juga menjadi kampusnya para juara, termasuk dalam bidang olahraga pencak silat," katanya.
Salah satu peserta, Nurul Komaria siswi kelas 10 SMK Teknik PAL Surabaya, mengaku senang berpartisipasi dalam ajang tersebut. "Menarik, seru, bisa menjaga diri dan menambah prestasi," ujarnya yang sebelumnya meraih juara silat pada 2023 dan 2024.
