Ngawi - Kebakaran hutan di lereng Gunung Lawu yang terjadi selama beberapa hari terakhir diduga dipicu oleh aktivitas pembuatan arang yang dilakukan warga tepian hutan. Administratur Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Lawu dan sekitarnya (Ds), Djohan Surya Putra, Rabu, mengatakan, sesuai hasil dari penyisiran dan penyelidikan petugas Perhutani, Polres Ngawi, TNI, dan warga LMDH, ditemukan adanya sisa pembakaran di sekitar lokasi awal kebakaran hutan. "Petugas gabungan menemukan lubang dan sisa pembakaran pembuatan arang di lokasi awal kebakaran, yakni di petak 19 Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Banjaran, BKPH Lawu Utara, KPH Lawu Ds, masuk Desa Girikerto, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi. Diduga pembuatan arang tersebut dilakukan oleh warga tepian hutan dari Karanganyar, Jawa Tengah," ujar Djohan kepada wartawan. Meski demikian, pihaknya masih terus melakukan penyelidikan lebih lanjut guna menemukan bukti-bukti baru di lapangan yang dapat menjadi pemicu kebakaran hutan d lereng Gunung Lawu. Sementara itu, proses pemadaman api hingga Rabu siang masih terus berlangsung. Cuaca yang sangat panas, angin yang bertiup kencang, dan lokasi kebakaran hutan yang meliputi daerah pegunungan, menyulitkan petugas dan warga untuk memadamkan api. Diperkirakan luas area hutan yang terbakar terus bertambah. "Kami belum dapat memastikan berapa luasan hutan yang terbakar. Butuh waktu dan perhitungan yang cermat untuk mengetahui hal tersebut. Selain itu, petugas masih fokus pada kegiatan memadamkan api," kata Djohan. Untuk memadamkan api, pihaknya telah melibatkan sebanyak 525 personel gabungan dari Perhutani, warga LMDH, dan juga relawan. Selain itu juga melibatkan anggota satgas pemadam kebakaran yang ditempatkan di titik lokasi yang terbakar. Antara lain ditempatkan di RPH Banjaran, RPH Ngetrep, dan RPH Manyul. Kondisi terakhir, titik api masih terlihat di petak 39 RPH Manyul, Kecamatan Jogorogo, Ngawi, dan bahkan api sudah menjalar ke wilayah Panekan, Magetan dan sejumlah wilayah Karanganyar, Jawa Tengah. "Kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk memadamkan api. Selain itu, kami juga terus waspada jika sewaktu-waktu kebakaran hutan di lereng Gunung Lawu berdampak pada aktivitas warga. Pantauan dan koordinasi dengan sesama anggota Perhutani dan anggota TNI, Polri, dan warga LMDH juga terus dilakukan untuk penanganan lebih lanjut," tambahnya. Data Humas Perhutani KPH Lawu Ds mencatat, kebakaran besar pernah terjadi di kawasan hutan Gunung Lawu, di antaranya tahun 2002, 2006, dan 2009. Dimana, kebakaran hutan tahun 2002 mencapai 6.284,24 hektare, tahun 2006 seluas 1.007 hektare, dan tahun 2009 seluas 1.370,7 hektare. (*)
Kebakaran Lereng Lawu Diduga dari Pembuatan Arang
Rabu, 26 September 2012 16:02 WIB