Surabaya (ANTARA) - Dinas Pendidikan Jawa Timur menerapkan dua skema kegiatan belajar mengajar (KBM) untuk jenjang SMA/SMK di sejumlah wilayah guna mengatasi dampak kelangkaan BBM akibat penutupan Jalur Gumitir sejak 24 Juli lalu.
“Di Bondowoso sesuai laporan kepala cabang yang saya terima kurang dari 10 murid yang terdampak kelangkaan BBM. Mereka berdomisili di kota. Namun sore ini kondisi BBM sudah stabil longgar,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan Jatim Aries Agung Paewai di Surabaya, Rabu.
Ia menyebut 50 satuan pendidikan SMA dan SMK negeri maupun swasta di Jember terdampak langsung kelangkaan BBM yang menyulitkan akses siswa menuju sekolah.
“Kita pastikan KBM tidak terganggu. Pembelajaran tetap kita maksimalkan. Untuk yang rumahnya jauh dari sekolah sementara mengikuti pembelajaran daring. Tapi yang dekat bisa berjalan kaki atau naik sepeda,” ujar dia.
Skema KBM dibagi dua, yakni siswa yang tinggal dekat sekolah tetap masuk, sedangkan yang jauh mengikuti pembelajaran daring dari rumah.
Kelangkaan distribusi BBM terjadi di Jember, Bondowoso, dan Banyuwangi akibat penutupan jalur Jember–Banyuwangi di kawasan Gumitir.
Jalur utama di perbatasan kedua kabupaten itu ditutup selama dua bulan, mulai 24 Juli hingga 24 September 2025, untuk keperluan perbaikan jalan nasional.
Penutupan jalur membuat distribusi BBM dialihkan melalui jalur utara via Situbondo. Namun, akses ini juga sempat terhambat kemacetan panjang di kawasan Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, sehingga berdampak pada keterlambatan suplai BBM ke sejumlah SPBU.
Aries berharap, antrean panjang dan kelangkaan BBM di wilayah tapal kuda segera teratasi agar seluruh aktivitas masyarakat, termasuk dunia pendidikan, kembali normal.
