Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Jember, Jawa Timur, mencatat investasi yang sudah masuk pada triwulan I tahun 2025 mencapai Rp1,7 triliun.
"Nilai tersebut merupakan hasil dari laporan kegiatan penanaman modal (LKPM) yang disampaikan oleh pelaku usaha non-usaha mikro dan kecil (UMK) pada triwulan I tahun 2025," kata Penelaah Teknis Kebijakan DPMPTSP Kabupaten Jember Meriza Setiawati, saat menggelar rapat dengar pendapat di DPRD Jember, Selasa.
Menurutnya, untuk non-UMK itu nilai investasinya di atas Rp5 miliar, sehingga bila dilakukan pendataan realisasi di triwulan pertama ini sudah mencapai Rp1,7 triliun atau 136 persen dari target rencana strategis (renstra) sebesar Rp1,2 triliun.
"Saat ini ada sebanyak 242 pelaku usaha non-UMK, dan terbagi di antaranya 38 penanam modal asing (PMA) dan 204 penanam modal dalam negeri (PMDN) di Jember," ujarnya lagi.
Ia menjelaskan berdasarkan nilai investasi yang masuk tercatat terbesar dari sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran dengan nilai investasi Rp1,2 triliun, kemudian industri farmasi sebesar Rp211 miliar, dan industri makanan sebesar Rp118 miliar.
Ketua Komisi B DPRD Jember Candra Ary Fianto mengapresiasi capaian nilai investasi tersebut, karena sudah melampaui target renstra tahun 2025.
"Alhamdulillah investasinya naik dari tahun lalu sebesar Rp1,5 triliun, kini pada triwulan I sudah mencapai Rp1,7 triliun. Kami sangat mengapresiasi dan mudah-mudahan semakin banyak investor yang menanamkan investasinya ke Jember asalkan perizinan dipermudah," katanya pula.
Kendati demikian, ujar dia lagi, pihak DPMPTSP setempat harus melakukan pengawasan terkait laporan investasi yang masuk ke Kabupaten Jember sesuai dengan surat dari BKPM No. 5 Tahun 2021 bahwa setiap orang yang menanamkan modalnya dan wajib hukumnya itu melaporkan secara periodik.