Gresik - PT Shell Indonesia saat ini sedang fokus mengembangkan bisnis bahan bakar di Indonesia, karena potensinya masih sangat besar, selain China dan India. "Shell sudah cukup berkembang di Singapura dan Malaysia. Kami sekarang fokus untuk mengembangan bisnis di Indonesia," kata Direktur Bahan Bakar dan Pelumas PT Shell Indonesia, Johari Jalil, di Gresik, Rabu. Saat melakukan kunjungan ke Gresik bersama wartawan, ia mengakui jika dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura, volume penjualan bahan bakar niaga dan ritel di Indonesia memang masih kecil. Namun, ia mengklaim mampu menguasai pasar ("market share") bahan bakar niaga dan ritel di Indonesia sekitar 10 persen dari konsumsi nasional, bahkan hingga akhir tahun 2012, diupayakan meningkat menjadi 11 persen. Hanya saja, Shell tidak bersedia merinci berapa kiloliter (KL) bahan bakar yang sudah terjual di Indonesia. "Untuk angka-angka penjualan, kami belum bisa memberikan data. Yang pasti, penjualan terus naik dan kami targetkan bisa menguasai pasar sekitar 11 persen," katanya. Johari Jalil menjelaskan penjualan bahan bakar niaga di Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan ritel yang dijual melalui stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), dengan perbandingan satu liter untuk ritel dan lima liter untuk niaga. "Shell saat ini memiliki lima terminal distribusi bahan bakar, antara lain Gresik Distribution Terminal (GDT) di Gresik, lalu di Merak, Pulau Laut, dan Pendingin," katanya menegaskan. Dalam investasi, Shell berupaya untuk menggandeng mitra lokal. Sebagai contoh, GDT yang bekerja sama dengan Astratel Group. GDT beroperasi pada 2009 dan berdiri di atas lahan seluas 5,6 hektare di kawasan industri Maspion, Manyar, Gresik. Saat ini, GDT memasok bahan bakar diesel ekonomi dan biodiesel B2 untuk semua SPBU Shell di Jawa Timur (Jatim). Terminal ini memiliki enam tangki penyimpanan bahan bakar utama dengan total kapasitas 35.000 KL dengan fokus distribusi untuk wilayah Jatim dan Kalimantan. Menyinggung pengembangan SPBU Shell, Johari Jalil menjelaskan Shell hingga saat ini memiliki sebanyak 66 SPBU dengan tujuh di antaranya berada di Jatim. "SPBU Shell berupaya melayani kebutuhan transportasi masyarakat. Sedangkan, untuk penjualan bahan bakar niaga, kami fokus untuk melayani sektor pertambangan dan pertanian," katanya. Ia merasa yakin pengembangan bisnis bahan bakar di Indonesia di masa mendatang cukup baik, karena Shell memiliki produk yang mengutamakan kualitas dan keamanan yang tinggi, selain melayani pelanggan dengan optimal.