Surabaya (ANTARA) - Perwakilan Badan Gizi Nasional (BGN) Alwin Supriyadi menyampaikan bahwa Program Makan Bergizi Gratis (MBG) diproyeksikan akan memberikan dampak signifikan terhadap kualitas generasi Indonesia dalam 15 hingga 20 tahun mendatang.
“Program MBG tidak hanya memperkuat ketahanan gizi anak, tetapi juga diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan,” ujar Alwin saat kegiatan sosialisasi MBG di Gunung Anyar, Surabaya, Senin.
Menurut dia, program MBG juga turut memperkuat sektor ekonomi lokal dengan menggandeng petani, peternak, dan nelayan sebagai pemasok bahan baku makanan melalui koperasi dan BUMDes.
Seluruh bahan makanan itu nantinya akan disalurkan ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Provinsi Jawa Timur saat ini membutuhkan sekitar 3.525 SPPG. Dari jumlah tersebut, sebanyak 133 SPPG telah beroperasi di 31 kabupaten/kota.
Di Kota Surabaya, terdapat delapan SPPG aktif dan satu unit dalam tahap persiapan dari total kebutuhan sebanyak 120 unit.
Setiap dapur MBG akan dikelola oleh seorang Kepala SPPG yang ditunjuk langsung oleh BGN. Kepala SPPG dibantu oleh ahli gizi dan akuntan untuk menjamin mutu gizi serta kelancaran distribusi makanan.
"Satu SPPG dapat menyerap antara 45 hingga 50 pekerja yang bertugas memasak, mengelola bahan baku, serta memastikan kebersihan dan pengelolaan limbah di dapur," katanya.
Anggota Komisi IX DPR RI Indah Kurniawati yang turut hadir dalam sosialisasi tersebut menyebutkan bahwa program MBG merupakan langkah strategis pemerintah untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
“Program MBG bertujuan menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni, guna melahirkan generasi yang cerdas, sehat, dan berdaya saing tinggi,” kata Indah.