Situbondo (ANTARA) - Doktor Koralogi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) Ruly Isfatul Khasanah mendorong Komunitas Misi Bahari Situbondo Jawa Timur, berkolaborasi dengan pemerintah daerah setempat untuk uji laboratorium terumbu karang yang rusak di kawasan Wisata Bahari Pasir Putih Situbondo.
"Jadi kalau untuk sekarang ini kami baru bisa menduga-duga karena lokasinya -lokasi 13 hektare terumbu karang mati-, dan kami berasumsi ini karena akibat bahan kimia, sifat kematiannya pun kalau secara biologi maupun fisika kami bisa tahu serta ciri-ciri seperti ini mengarah ke bahan kimia," katanya usai acara seminar di Pendopo Kabupaten Situbondo, Kamis.
Sekitar 13 hektare terumbu karang di kawasan Wisata Bahari Pasir Putih mengalami kerusakan parah, khususnya di sekitar Watukenung atau sisi timur wisata Pasir Putih. Di sekitar pantai itu sejak beberapa tahun terakhir dibangun sejumlah tempat penginapan (vila) dan terdapat kolam renang.
Doktor Ruly menegaskan, belum bisa menjustifikasi secara langsung kerusakan terumbu karang di kawasan wisata Pasir Putih itu karena dampak dari limbah air kimia kaporit karena belum ada kajian secara ilmiah, dan hasilnya pun masih belum valid.
"Soalnya baru satu kali pengambilan sampel terumbu karang, karena terumbu karang kan di laut lepas ya, jadi kondisinya setiap hari dinamis, dan bisa jadi ketika ambil sampel saat itu kondisinya baik-baik saja karena tidak ada limbah yang sedang dibuang saat itu," ujar Pengajar Bidang Koralogi Prodi Ilmu Kelautan UINSA itu.
Menurutnya, butuh beberapa kali pengambilan sampel terumbu karang yang rusak tersebut untuk memastikan apakah terumbu karang rusak/mati karena kaporit atau penyebab lainnya.
"Kalau dampak pemanasan global itu gejala awalnya bleaching -putih- tapi masih bisa punya kemungkinan hidup lagi karena kalau kematian pemanasan suhu dan dalam waktu enam minggu suhunya kembali lagi, maka biasanya hidup lagi kembali normal," kata Rully.
"Jadi, solusinya harus kolaborasi duduk bersama dari Komunitas Misi Bahari Situbondo, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya, lalu melakukan aksi," ujarnya.
Sementara itu, Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Situbondo Ranti Seta Ayu Pratiwi mengaku melakukan pemantauan lapangan sejak September 2024 dan pada Juni 2025, dan hasil uji laboratorium hanya berbasis kepada TSS, POD, kemudian PH salinitas.
"Karena baku mutu parameter untuk air laut itu banyak, jadi yang bisa kami lakukan itu hanya yang melebihi baku mutu di hasil uji laboratorium kami itu terkait dengan sedimentasi -TSS-, dan untuk lebih komprehensifnya data ini mungkin akan ada penelitian lanjutan," katanya.
Ketua Komunitas Misi Bahari Situbondo Aglendy RO selaku panitia pelaksana seminar mengatakan akan bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat untuk melakukan uji laboratorium terumbu karang yang rusak di kawasan wisata pantai yang menjadi ikon Situbondo itu.
"Jadi tujuan dari kegiatan seminar ini sebenarnya sudah tercapai, tadi juga disampaikan oleh pemateri untuk kolaborasi melakukan uji laboratorium terumbu karang rusak," katanya.
Dari pantauan, seminar dan talk show bertajuk "Bersama Menjaga Laut Warisan Biru Untuk Generasi Mendatang" ini dihadiri pelaku usaha di kawasan Pasir Putih, mahasiswa, Dinas Lingkungan Hidup setempat dan pemateri dari UIN Sunan Ampel Surabaya serta beberapa pemateri lainnya.
UINSA dorong Misi Bahari Situbondo kolaborasi uji laboratorium karang rusak
Kamis, 26 Juni 2025 16:28 WIB
Doktor Koralogi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Ruly Isfatul Khasanah saat menjadi pemateri pada seminar di Pendopo Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Kamis (26/6/2025). ANTARA/Novi Husdinariyanto.
