Situbondo (ANTARA) - Komunitas Misi Bahari Situbondo, Jawa Timur, terus bergerak mencari solusi terkait kerusakan terumbu karang seluas 10 hektare di kawasan wisata Pantai Pasir Putih dengan mengagendakan kegiatan seminar guna meningkatkan kesadaran bersama pentingnya menjaga ekosistem perairan laut.
Sekitar 10 hektare terumbu karang di kawasan Wisata Bahari Pasir Putih, mengalami kerusakan parah khususnya di sekitar Watukenung atau sisi timur wisata Pasir Putih. Di sekitar pantai itu sejak beberapa tahun terakhir dibangun sejumlah tempat penginapan (vila) dan terdapat kolam renang.
"Mengenai kerusakan terumbu karang yang menjadi daya tarik bagi wisatawan ini perlu didiskusikan bersama untuk mencari solusinya," kata Ketua Komunitas Misi Bahari Situbondo Aglendy RO di Situbondo, Kamis.
Seminar bertajuk "Laut Memanggil" itu, lanjut dia, dijadwalkan dilaksanakan 26 Juni mendatang dengan menghadirkan pakar lingkungan dan kelautan, pengelola wisata, kelompok nelayan, asosiasi tambak, pegiat lingkungan, kepala daerah, termasuk pelaku usaha lainnya dalam rangka memberikan pengetahuan dasar dan kebijakan pengelolaan dan konservasi wilayah perairan laut.
Materi yang akan didiskusikan dalam seminar yang akan dilaksanakan di Pendopo Kabupaten Situbondo itu, kata Aglendy, salah satunya bagaimana solusi untuk mengurangi aktivitas perusakan lingkungan maupun industri pariwisata atau perikanan tertib mengelola limbahnya.
"Jadi itulah yang melatarbelakangi kami melaksanakan kegiatan seminar, karena kondisi kerusakan terumbu karang di kawasan Pasir Putih sangat memperhatikan," ujar dia.
Aglendy menceritakan, pada Maret 2023 kondisi terumbu karang Watukenung sisi timur Pasir Putih itu masih sangat bagus, namun memasuki akhir Desember 2024 terumbu karang yang menjadi perlindungan pantai dan habitat biota laut serta daya tarik wisata itu rusak dan mati.
"Terbaru terumbu karang yang rusak sudah mencapai sekitar 13 hektare, ini perlu menjadi perhatian bersama," katanya.
Terumbu karang yang menjadi habitat biota laut serta daya tarik wisata itu rusak/mati bermula dari keresahan beberapa dosen kelautan dari ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) menyelam di kawasan wisata Pasir Putih.
Selanjutnya, Komunitas Misi Bahari Situbondo bersama Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Timur melakukan pengecekan dan mengambil sampel terumbu karang yang mati itu, dan diuji laboratorium, hasilnya terumbu karang mati diduga akibat limbah air mengandung kaporit.
Kerusakan terumbu karang di kawasan wisata Pasir Putih Situbondo itu tentunya merusak ekosistem laut dan menyebabkan hilangnya habitat dan penurunan keanekaragaman hayati.