Kelompok Musik Madura Berkolaborasi Saat Lebaran Ketupat
Kamis, 23 Agustus 2012 11:15 WIB
Pamekasan - Sebanyak 10 kelompok musik tradisional di Madura akan berkolaborasi dalam pagelaran pentas seni budaya tradisional saat Hari Lebaran Ketupat tanggal 26 Agustus 2012.
"Pementasan akan kami gelar di lapangan eks PJKA di Jalan Trunojoyo, Pamekasan," kata pembina kelompok musik tradisional Madura dari Yayasan Landhepsemmo, Pamekasan, Iskandar, Kamis.
Ia menjelaskan, ke-10 kelompok musik tradisional yang akan berkolaborasi itu, masing-masing, kelompok musik dhengge', musik samman, tembang macapat, tembang gending atau karawitan Madura, musik gulgul atau musik pengiring sapi sonok dan karapan sapi, dan seni pencak silat. Lalu tari remo, tari topeng gethak, musik patrol atau "ul-daul" serta musik saronen.
Pementasan kolaborasi dari 10 kelompok musik tradisional yang ada di Pulau Madura ini, menurut Iskandar, sebenarnya sebagai tindak lanjut dari deklarasi "Kebangkitan Seni Budaya Madura" pada 16 Juli 2012.
Ketika itu sekitar 100 seniman dan budayawan dari berbagai kabupaten di Pulau Madura mendeklarasikan kebangkitan seni budaya Madura dengan berupaya menghidupkan kembali kesenian tradisional Madura.
Pertimbangan para seniman dan budayawan ini, karena mereka khawatir, seni budaya budaya Madura, akan tergerus modernisasi, terutama pascaoperasional Jembatan Suramadu.
"Kami tentu tak ingin, jadi diri masyarakat Madura akan hilang begitu saja," ucap Iskandar.
Pria yang juga Ketua Yayasan Landhepsemmo ini lebih lanjut menambahkan, jadi diri sebuah bangsa akan diketahui melalui identitas budaya yang ada, dan berkembang di masyarakat itu sendiri.
Oleh karenanya, kekhawatiran para seniman dan budayawan di Madura hingga akhirnya mendeklarasikan "Kebangkitan Budaya Madura" itu ditindaklanjutai dengan berbagai kegiatan penampilan kelompok musik tradisional kepala kalangan generasi muda.
"Pentas kolaborasi sepuluh kelompok musik tradisional yang akan kami gelar pada tanggal 26 Agustus 2012 ini merupakan yang pertama kali dilakukan," tutur Iskandar. (*)