Pamekasan - Perwakilan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi se-Jawa Timur, dipastikan akan menghadiri pementasan kolaborasi 10 kelompok musik tradisional Madura yang akan digelar di Pamekasan pada Lebaran Ketupat 1433 Hijriah ini. "Beberapa perwakilan mahasiswa dari Jember, Malang, Surabaya dan Sidoarjo sudah menghubungi kami. Tadi malam, lima perwakilan mahasiswa dari Bangkalan dan Malang bertemu kami, menyampaikan secara langsung rencana mereka," kata ketua panitia pelaksana pentas kolaborasi 10 kelompok musik tradisional itu, Iskandar, Jumat. Ia menjelaskan, mahasiswa yang ingin menyaksikan secara langsung pentas kolaborasi 10 kelompok tradisional Madura ini umumnya merupakan aktivis kegiatan intra kurikuler di masing-masing kampus mereka. Seperti teater, dan unit kegiatan mahasiswa (UKM) seni budaya. Mereka mengaku, tertarik untuk menyaksikan secara langsung, karena pentas kolaborasi kesenian tradisional tersebut merupakan yang pertama kali digelar dan belum pernah ada sebelumnya. "Biasanya kan sulit untuk bisa pentas kolaborasi. Apalagi ke-10 kelompok musik yang hendak pentas ini dari berbagai jenis kesenian. Seperti seni mulut, musik saronen, seni tari," terang Iskandar. Iskandar yang juga anggota komisi A DPRD Pamekasan ini lebih lanjut menjelaskan, dirinya sangat berkepentingan dengan kegiatan pentas kolaborasi seni budaya tradisional Madura ini dengan tujuan untuk menjaga kelestarian seni budaya tradisional di Pulau Garam tersebut. Atas pertimbangan itu pula, Iskandar bersama dengan delapan aktivis dan pemerhati seni budaya di Madura membentuk yayasan yang bergerak dalam upaya pelestarian seni budaya tradisional, Landhep Semmo. Meski ia sendiri mengakui bukan sebagai pegiat atau pelaku seni, namun mantan aktivis Badan Koordinasi (Badko) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jatim ini mengataskan, eksistensi seni budaya perlu dilestarikan, karena menyangkut identitas sebuah bangsa. "Disamping itu, upaya melestarikan kesenian tradisional ini sebenarnya sebagai upaya tanding dalam sebagai upaya untuk mengimbangi perkembangan budaya modern yang datang dari barat yang sebenarnya banyak yang tidak sesuai dengan budaya kita," ucap Iskandar. Pihak-pihak lain yang juga diundang hadir menyaksikan pentas kolaborasi 10 kelompok seni budaya tradisional Madura itu, sejumlah perwakilan keduataan besar negara-negara tetangga, seperti Malaysia, Singapora dan Jepang. (*)
Mahasiswa Se-Jatim Hadiri Kolaborasi Musik Tradisional Madura
Jumat, 24 Agustus 2012 15:36 WIB