Makkah (ANTARA) - Sejumlah peserta haji Indonesia mengaku puas atas layanan katering yang mereka terima selama menjalankan ibadah haji di Tanah Suci, khususnya pada masa-masa krusial usai puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Salah satu anggota jamaah, Zacky Muhammad Zamzam, bersyukur atas fasilitas makanan yang disediakan panitia. Ia tidak perlu repot mencari makanan setelah puncak haji yang dikenal sulit mencari konsumsi.
"Alhamdulillah, karena dapat makan setelah puncak haji, kita merasa sangat terbantu. Kita sedang lelah setelah Armuzna, jadi ketika difasilitasi makan, tidak perlu keluar untuk mencari makanan," ujar Zacky di Makkah, Kamis.
Zacky merupakan satu di antara ratusan ribu peserta haji yang mendapat layanan konsumsi pasca puncak haji tanpa kendala. Berbeda dengan beberapa peserta haji lainnya yang tak mendapat jatah makan karena adanya kesalahan dari dapur penyedia layanan.
BPKH Limited selaku syarikah Indonesia yang menyediakan makan pasca Armuzna kemudian memberi kompensasi berupa makanan pengganti dan uang kepada mereka yang tak mendapatkan jatah makanan.
Senada dengan Zacky, anggota jamaah haji asal Sumedang, Jawa Barat, Muhaidin Falil mengaku puas dengan layanan konsumsi yang disediakan BPKH Limited selama pelaksanaan ibadah haji 2025.
Muhaidin mengungkapkan distribusi makanan berjalan lancar, terutama pada fase krusial setelah puncak ibadah di Armuzna.
"Alhamdulillah, berkah. Saya dan rekan sekamar selalu mendapatkan makanan tepat waktu. Tidak ada yang kurang," ujarnya.
Layanan katering menjadi salah satu aspek penting dalam menjaga kebugaran fisik jamaah, yang harus menempuh rangkaian ibadah panjang di tengah suhu ekstrem dan kepadatan jamaah.
Muhaidin berharap kualitas layanan ini tetap dijaga bahkan ditingkatkan di tahun-tahun mendatang.
"Semoga ke depan pelayanannya terus seperti ini, bahkan lebih baik lagi. Ini sangat membantu kami agar fokus menjalankan ibadah," kata dia.
Sebelumnya, BPKH Limited menyerahkan uang kompensasi ke jamaah haji Indonesia yang terdampak kendala pengiriman konsumsi hingga berujung tidak mendapat makanan usai puncak haji.
Direktur BPKH Limited Sidiq Haryono mengatakan pihaknya telah menyalurkan kompensasi langsung kepada lebih dari 42.000 peserta haji yang terdampak dengan total biaya kompensasi sebesar 862.000 SAR atau sekitar Rp3,7 miliar.
"Kompensasi ini bukan sekadar bentuk pemulihan, tetapi juga simbol penghormatan atas hak-hak jamaah," ujar Sidiq.
BPKH Limited berharap inisiatif ini dapat menjadi contoh bagi syarikah dan penyedia layanan haji lainnya agar turut bertanggung jawab apabila terjadi kekurangan layanan.
"Kami berharap langkah ini menjadi standar yang diteladani oleh seluruh penyedia layanan haji, demi menjaga integritas dan kualitas pelayanan haji secara keseluruhan," kata dia.