Kristiani dan Mahasiswa Asing di Surabaya Bagikan Sahur-Takjil
Minggu, 12 Agustus 2012 17:50 WIB
Surabaya - Kalangan non-Muslim dari Kristiani dan mahasiswa asing yang menempuh studi di Surabaya menyemarakkan Ramadhan 1433 Hijriah dengan membagikan makanan untuk sahur, takjil, dan berbuka puasa bersama.
"Bulan Ramadhan adalah bulan berbagi bagi sahabat-sahabat Muslim, karena itu kami juga mengadakan program 'Sahur on The Road' dengan membagikan 1.000 nasi bungkus untuk sahur di Wonokromo dan Joyoboyo," kata motivator PT Total Quality Indonesia, Johan Yan di Surabaya, Minggu.
"CEO" dari perusahaan di bidang motivasi yang pemeluk Katholik Roma itu menjelaskan program 'Sahur on The Road' itu dilaksanakan pada Minggu (12/8) dini hari, namun dirinya setiap hari juga menyediakan 100 takjil dan nasi bungkus untuk berbuka di depan Kantor PT Total Quality Surabaya.
"Sejak hari ketiga, kami juga berbagi takjil dan nasi bungkus untuk masyarakat yang berkendara dan melintasi kantor PT Total Quality Surabaya di Jalan Raya Jemursari, Surabaya. Awalnya hanya 50-an takjil dan nasi bungkus, tapi sekarang rata-rata 100 takjil dan nasi bungkus setiap hari," paparnya.
Sementara itu, 13 mahasiswa asing yang menempuh studi selama satu semester di Universitas Surabaya (Ubaya) membagikan takjil gratis di depan Taman Bungkul pada Senin (13/8) pukul 16.00-17.00 WIB. Ubaya juga membagikan berpuluh-puluh dus minuman gelas ke 10 masjid di sekitar kampus.
"Kegiatan itu diselenggarakan sebagai bagian dari masa orientasi mahasiswa asing. Ke-13 mahasiswa asing yang berkuliah di Ubaya itu berasal dari Jerman sebanyak lima mahasiswa, empat mahasiswa dari Belanda, seorang mahasiswa dari Prancis, dan tiga mahasiswa dari China," kata Rektor Ubaya, Prof Joniarto Parung.
Meskipun tidak ada satu orangpun dari ke-13 mahasiswa asing tersebut yang Muslim, Ubaya tetap mencanangkan acara bagi takjil ini. "Tujuannya supaya mereka selama satu semester di Ubaya mengerti kebudaayan Indonesia, memupuk rasa persaudaraan, meski banyak perbedaan di antara warga asing dengan masyarakat Indonesia, khususnya Surabaya," tuturnya.
Ke-13 mahasiswa asing adalah Linda Becker (Jerman/Maastricht University, Belanda), Robbert Brouwers (Belanda/Groningen University, Belanda), Lara Bucker (Jerman/Maastricht University, Belanda), dan Kristina Busch (Jerman/Maastricht University, Belanda).
Selanjutnya, Seira Berberovic (Belanda/Maastricht University, Belanda), Jessica Heibach (Jerman/Maastricht University, Belanda), Marthe Pariset (Perancis/Strasbourg University, Perancis), dan Chen Fang (China/SIAS International University, China).
Selain itu, Jia Xu (China/SIAS International University, China), Denise Cats (Belanda/Maastricht University, Belanda), Arjuna van der Poort (Belanda /Maastricht University, Belanda), Felix Lippe (Jerman/Maastricht University, Belanda), dan Li Yuejiao (China/Guangxi Overseas Chinese School, China).
"Kegiatan membagikan takjil gratis itu masuk dalam kegiatan International Learning. Kegiatan lain mahasiswa asing selama berorientasi, antara lain tour campus untuk mengenal kondisi kampus Ubaya, city tour ke Masjid Cheng Hoo, House of Sampoerna, dan Museum Tugu Pahlawan, serta kegiatan budaya yakni belajar membatik dan gamelan," ujarnya.
Didampingi staf Humas Ubaya, Hayuning Dewi Purnama, ia menambahkan ke-13 mahasiswa asing itu menjadi bagian dari program pertukaran mahasiswa. Selama di Ubaya, sebagian besar para mahasiswa asing ini terdaftar di Fakultas Bisnis dan Ekonomika, namun mereka juga belajar di berbagai kelas di fakultas-fakultas lain, seperti Fakultas Psikologi.
"Setiap semester selalu ada mahasiswa asing yang belajar di Ubaya dalam konteks pertukaran mahasiswa untuk menjalin kerja sama dengan negara-negara rekanan Ubaya. Ubaya memang punya visi internasionalisasi, yang misalnya tercermin dalam program dual degree dan pertukaran mahasiswa dengan banyak perguruan tinggi terkemuka di berbagai negara," katanya.
Sebelumnya (11/8), Ikatan Keluarga Alumni (IKA) ITS menggelar buka bersama anak yatim dan dhuafa, Sabtu (11/8) malam. Tak kurang dari 1.111 anak yatim menghadiri acara tersebut.
"Jumlah itu mengalahkan total peserta tahun sebelumnya. Target awal memang 1.000 peserta, namun setelah meminta data sekitar 24 panti di sekitar kampus akhirnya menembus angka 1.111 anak/orang," ujar Ketua IKA Pengurus Wilayah (PW) Jawa Timur, Adi Prasetya.
Masing-masing dari 1.111 peserta mendapatkan satu paket santunan senilai Rp100 ribu untuk satu paket berisi menu berbuka puasa, tas sekolah dan alat shalat. "Paket ini hasil donasi seluruh alumni ITS," katanya.
Acara dimeriahkan dengan ceramah singkat dari Dr Darmadji, Ketua Tim Pembina Kerohanian Islam (TPKI) hingga malam. Dalam ceramahnya, ia mengulas tentang cinta.
"Cinta Allah begitu besarnya kepada orang yang berpuasa. Sebuah dalil berkata bahwa nafas orang yang berpuasa adalah seharum kesturi di surga. Jangan melupakan 'cinta segitiga' yaitu cinta kepada Allah, cinta Rasul dan cinta kepada orang tua, balaslah dengan mencintai mereka," katanya. (*)