Trenggalek - Enam dari tujuh objek wisata di Kabupaten Trenggalek terus mencatatkan neraca keuangan negatif (merugi), sehingga menjadi sorotan pemerintah daerah setempat selama beberapa tahun terakhir. "Satu-satunya objek wisata daerah yang mencatatkan keuntungan hanyalah Pantai Pasir Putih yang ada di Desa Karanggongso, Kecamatan Watulimo. Enam obyek wisata lain, semuanya merugi dari tahun ke tahun," terang Kepala Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan (Poraparibud) Kabupaten Trenggalek, Catur Budi Prasetyo, Minggu. Enam aset/objek wisata yang disebut merugi tersebut masing-masing adalah Pantai Prigi, Damas, dan Goa Lawa di Kecamatan Watulimo, Pantai Pelang dan Konang di Kecamatan Panggul, Pantai Blado di Kecamatan Munjungan, kolam renang Jwalita di Kota Trenggalek, serta Hotel Prigi. Ia tidak merinci total kerugian yang diderita pemerintah daerah setempat karena harus terus mensubsidi anggaran untuk operasional maupun biaya perawatan serta pembangunan fasilitas kawasan. Namun Catur ekplisit menyatakan defisit anggaran yang diderita daerah akibat pengelolaan tujuh obyek wisata yang mereka komersilkan totalnya mencapai ratusan juta rupiah. "Defisit paling banyak terjadi di Hotel Prigi. Tapi secara keseluruhan, masing-masing objek wisata kecualai (Pantai) Pasir Putih, menyumbangkan kerugian dengan besaran bervariasi," ungkapnya. Ia menyebut ada beberapa faktor yang menyebabkan sebagian besar obyek wisata alam kurang diminati wisatawan, mulai letak geografis Kabupaten Trenggalek yang tidak mendukung, kondisi infrastruktur jalan, serta keterbatasan anggaran untuk pengelolaan maupun pembangunan. Menurut Catur, letak geografis Kabupaten Trenggalek yang tidak berada di jalur wisata Provinsi Jatim menyebabkan wisatawan luar daerah maupun luar negeri enggan mampir. Satu-dua biro perjalanan wisata memang ada yang menawarkan paket perjalanan dengan memasukkan obyek pariwisata Pantai Pasir Putih, Prigi, serta Goa Lawa sebagai bagian tujuan wisata, namun volumenya dinilai masih terlalu minim. "Selain itu, kondisi infrastruktur jalan yang tidak memadai juga menyebabkan wisatawan 'aras-arasen' (enggan) untuk berkunjung ke Trenggalek. Ini masalah paling utama yang sulit dipecahkan," ujarnya. Disebutkan, neraca pendapatan yang diperoleh Pemkab Trenggalek dari sektor pariwisata pada tahun anggaran 2011 sebenarnya surplus hingga Rp200 juta lebih, yakni dari target Rp1,95 miliar tercapai sekitar Rp2,2 miliar. Namun surplus anggaran dari sektor pariwisata tersebut menurut keterangan Catur, lebih dikarenakan tingginya lalu-lintas kunjungan wisatawan di Pantai Pasir Putih. Surplus itu membuat Pemkab Trenggalek tetap percaya diri dan mematok target lebih tinggi pada periode tahun anggaran 2012, yakni sebesar Rp2,5 miliar. (*)
Enam Objek Wisata Trenggalek Terus Merugi
Senin, 30 Juli 2012 5:29 WIB
