Kediri (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kediri, Jawa Timur, menyebutkan perbankan di wilayah OJK ini menunjukkan pertumbuhan yang cukup positif dari sisi penyaluran kredit hingga penghimpunan dana, aliran kredit didominasi pada UMKM sebanyak 61,34 persen.
Kepala OJK Kediri Ismirani Saputri mengemukakan kredit perbankan di wilayah OJK Kediri posisi Maret 2025 tumbuh 3,17 persen (YoY) menjadi sebesar Rp88,52 triliun.
"Kredit perbankan didominasi oleh penyaluran kredit pada UMKM sebanyak 61,34 persen dari total kredit," katanya di Kediri, Sabtu.
Ia menjelaskan, penyaluran kredit atau pembiayaan di wilayah kerja OJK Kediri masih didominasi kepada tiga sektor ekonomi utama yaitu perdagangan besar dan eceran sebesar 25,69 persen.
Kemudian bukan lapangan usaha rumah tangga (kepemilikan rumah, kepemilikan flat atau apartemen, kepemilikan ruko atau ruman kantor, kepemilikan kendaraan bermotor, dan kepemilikan peralatan rumah tangga) sebesar 23,33 persen.
Selain itu, juga terdapat industri pengolahan sebesar 15,49 persen.
Dirinya menyebutkan, kualitas kredit atau pembiayaan yang disalurkan sektor perbankan masih terjaga dengan rasio NPL gross sebesar 2,63 persen.
Sementara itu, untuk pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) posisi Maret 2025 tumbuh sebesar 3,62 persen (YoY) menjadi sebesar Rp103,81 triliun.
Berdasarkan jenisnya, porsi DPK didominasi oleh tabungan dan deposito masing-masing sebesar 64,09 persen dan 26,14 persen.
Terkait dengan keluhan sepi usaha yang dikelola UMKM, Ismirani banyak program untuk membangkitkan UMKM. Selain dari OJK, ada pula dari pemerintah berupa pemberian KUR.
Selain itu, ada juga dari pemerintah daerah yang menawarkan kredit untuk melawan rentenir, misalnya di Kota Kediri dengan program "Kurnia" (Kredit Usaha Melayani Warga Kota Kediri). Suku bunga yang ditawarkan kecil antara 2 persen hingga 3 persen, khusus untuk UMKM di bawah Rp50 juta.
Ia menambahkan, dari angka statistik yang membaik termasuk relaksasi dari strukturisasi kredit, dinilai telah dihentikan mencerminkan NPL yang sebenarnya.
OJK juga sinergi dengan berbagai pihak termasuk dari perbankan hingga TPAKD melakukan edukasi, pendampingan tentang pengelolaan keuangan supaya UMKM tetap menjadi penopang untuk pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
"Jadi UMKM tidak mudah kalau tidak penuh dengan inovasi tentunya akan kalah dengan lainnya," kata dia.