100 Hektare Tanaman Tembakau di Jember Rusak

Jember - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Jember, Jatim, mencatat sekitar 100 hektare lahan tembakau, 48 hekatare lahan cabai dan 22 hektare lahan kol di wilayah itu rusak akibat hujan. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Jember Hari Wijayadi, Selasa menjelaskan bahwa hujan yang terjadi selama seharian penuh pada Rabu (18/7) lalu menyebabkan tanaman milik petani di Kecamatan Wuluhan itu layu dan terancam gagal panen sehingga petani mengalami kerugian miliaran rupiah. "Bisa jadi luas lahan pertanian yang rusak akibat hujan itu akan bertambah karena kami masih melakukan pendataan. Saat hujan seharian, air di areal pertanian itu tidak mengalir dengan baik sehingga merusak tanaman. Tanaman tembakau, kubis dan cabai ini kan tergolong tidak tahan genangan air," katanya. Menurut dia, saat ini petani memilih memanen lebih awal tanaman mereka yang masih bisa diselamatkan, meskipun masih belum waktunya panen. Karena itu, hasil yang didapatkan oleh petani dipastikan turun dari harapan dibandingkan jika dipanen sesuai jadwal. Ia menjelaskan bahwa untuk tanaman cabai, setiap hektarenya bisa mengasilkan menghasilkan uang Rp40 juta jika panen normal. Jika lahan cabai yang rusak itu sekitar 22 hektare, maka kerugian untuk petani cabai saja bisa mencapai Rp800 juta lebih. "Apalagi untuk tanaman kol dan tembakau yang lebih luas. Tinggal dikalikan saja kerugian mereka dibandingkan jika panen normal. Bisa mencapai miliaran rupiah," kata Hari. Selain terus melakukan pendataan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Jember juga akan berkoordinasi dengan dinas pengairan untuk mencari solusi agar lahan pertanian tidak tergenangi air saat ada hujan deras. Langkah yang bisa dilakukan, kata Hari, adalah dengan mengeruk sungai yang dangkal sehingga bisa menjadi tempat pembuangan air dari areal pertanian milik petani. (*)