Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri Jawa Timur berkomitmen penuh untuk selalu memperhatikan keperluan terutama bagi pasien yang terkena Thalasemia.
Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati di Kediri Rabu mengemukakan, Pemerintah Kota Kediri akan terus memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat, dan menghadirkan pelayanan kesehatan yang inklusif melalui program "Merata" dan Smart Living, terutama jaminan kesehatan dan program-program pendukung lainnya.
"Untuk para pejuang Thalasemia, kami berkomitmen memberikan pelayanan transfusi darah yang aman dan akses yang mudah. Harapannya dengan program-program yang ada dapat membantu meringankan beban para pejuang Thalasemia di Kota Kediri," katanya.
Ia juga memberikan semangat kepada para pejuang Thalasemia dengan memberikan hadiah bingkisan berisi tumbler kepada anak-anak pejuang Thalasemia yang berhasil menjawab pertanyaannya.
Hal tersebut terekam dalam momentum donor darah dan edukasi dalam rangka peringatan Hari Thalasemia Sedunia serta Hari Bahayangkara ke-79 di Aula Tri Brata Rumah Sakit Bhayangkara Kediri.
Anak-anak pun antusias untuk bisa menjawab pertanyaan dari wali kota.
"Kami di sini tidak hanya memperingati tapi juga menjadi momen refleksi bersama untuk saling meningkatkan kepedulian dan kesadaran terhadap pejuang Thalasemia," ujarnya.
Wali Kota termuda itu juga memberikan apresiasi kepada orang tua yang selalu bersedia mendampingi, menyayangi, dan menguatkan anak-anak hebat ini.
Selain itu, untuk seluruh pihak yang telah mendukung dan bersama para pejuang Thalasemia baik fasilitas kesehatan serta dukungan 'Bapak Asuh' yang menjadi pendonor tetap.
"Terima kasih juga kepada Perhimpunan Orang Tua Penyandang Thalasemia Indonesia -POPTI-, sehingga perjuangan ini tidak terasa berat sendiri. Namun ada teman-teman yang menyemangati," kata dia.
Thalasemia merupakan kelainan darah bawaan yang ditandai oleh kurangnya protein pembawa oksigen (hemoglobin) dan jumlah sel darah merah dalam tubuh yang kurang dari normal.
Terdapat tiga jenis yakni mayor, intermediate, dan minor. Thalasemia mayor ini yang paling parah, membutuhkan transfusi darah rutin. Thalasemia intermediate ini lebih ringan dari mayor tetapi masih membutuhkan transfusi darah.
Lalu Thalasemia minor, tidak mengalami gejala yang jelas dan tidak memerlukan transfusi darah.
"Saya ingin mengajak semua pihak untuk bersama-sama meningkatkan kepedulian. Sebab pejuang Thalasemia ini tidak sisi fisiknya saja yang sakit. Tapi mereka juga ada beban mental, sosial dan lainnya. Mari kita bahu-membahu memberikan semangat moral dan sosial," kata dia.
Ketua POPTI Kediri Malichatun Nafiah menjelaskan, tahun ini tema peringatan Hari Thalasemia Sedunia adalah "Bersama untuk Thalasemia: Menyatukan Komunitas Memprioritaskan Pasien".
Ia menambahkan, kegiatan ini menjadi tema yang luar biasa, mengingat perjuangan pasien Thalasemia.
Dia menjelaskan, total pasien di Karesidenan Kediri ada 117 pasien dan di wilayah Kediri ada 54 pasien. Untuk di Kota Kediri ada 18 pasien yang aktif ke rumah sakit untuk mendapat protokol Thalasemia berupa transfusi darah dan terapi kelasi besi. Lalu ada empat pasien yang sudah tidak aktif di rumah sakit.
"Momen peringatan Hari Thalasemia ini bukan selebrasi bagi kami. Tetapi sebagai penanda ada sebuah momentum yang bisa kita tegaskan bagi keluarga Thalasemia bahwa mereka tidak bisa memilih hidup untuk lahir di lingkungan keluarga seperti apa. Inilah takdir untuk kita ketika hidup tidak bisa memilih maka kehidupan seperti apa bisa kita pilih yakni berjuang," katanya.