Trenggalek - Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, kekurangan tenaga penyuluh sehingga sosialisasi program dan penanganan masalah keluarga berencana (KB) tidak bisa maksimal. "Dampaknya dibeberapa wilayah terutama di kawasan pegunungan, program keluarga berencana tidak mampu tertangani dengan maksimal," kata Kepala BPPKB Kabupaten Trenggaek, Imam Mahfud, Rabu. Ia menjelaskan saat ini jumlah tenaga penyuluh KB yang dimiliki BPPKB Trenggalek hanya 40 orang yang terbagi di 157 desa dan kelurahan. "Idealnya atau sesuai dengan standar pelayanan minimal (SPM) dua desa itu terlayani oleh satu penyuluh KB, namun di Trenggalek ini satu orang penyuluh ada yang sampai menangani empat desa," ujarnya. Selain minimnya tenaga penyuluh pelaksanaan program KB selama ini juga terkendala oleh kurang maksimalnya sosialisasi ke masyarakat, baik secara langsung maupun melaui media massa. "Kalau orang jawa istilahnya 'ati karep bondho cupet', maksudnya ada keinginan untuk maksimal dalam melakukan sosialisasi, namun anggaran yang tersedia itu juga terbatas sehingga dengan dana yang tersedia ya kami cukup-cukupkan," imbuhnya. Untuk meminimalisir kedua masalah tersebut, Mahfud mengaku saat ini pihaknya telah merekrut kader (relawan) KB di setiap desa dan dasawisma. "Jumlahnya kader yang kami rekrtut saat ini berjumlah 945 orang, kader-kader ini mendapatkan santunan Rp40 ribu per bulan untuk yang desa dan Rp25 ribu per bulan yang tingkat dasawisma," katanya. Mantan sekretaris dewan ini mengemukakan keberadaan para kader KB tersebut sangat membantu tugas dari BPPKB, terutama dalam hal sosialisasi langsung kepada masyarakat. "Karena banyak masyarakat kami ini yang masih awam tentang KB, termasuk jenis-jenis alat kontrasepsi yang bisa dimanfaatkan serta efek samping yang akan ditimbulkan," ujar Mahfud. Sedangkan sosialisasi melaui media, Mahfud mengaku telah menggandeng beberapa radio lokal untuk melakukan dialog interaktif maupun pemutaran iklan layanan masyarakat (ILM) tentang program KB. Dari data di BPPKB Kabupaten Trenggalek, selama periode Januari sampai dengan Mei 2012 sebanyak 6.373 warga telah mengikuti program KB. Dari jumlah tersebut 50 persen pengguna kontrasepsi jenis suntik. "Untuk KB suntik itu jumlahnya mencapai 3.398, kemudian implant (susuk) 1.374, IUD 490, PIL 750, kondom 159, MOW 194 dan MOP 9," imbuhnya. (*)
Kabupaten Trenggalek Kekurangan Penyuluh KB
Rabu, 27 Juni 2012 15:41 WIB